Pemerintah Setuju Boikot, Demo Anti-Prancis di Pakistan Batal

Baca Juga

MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Sebuah kelompok Islam Pakistan membatalkan aksi unjuk rasa terkait kartun Nabi Muhammad SAW. Juru bicara kelompok tersebut mengatakan, batalnya aksi tersebut lantaran pemerintah telah menyetujui permintaan mereka untuk memboikot produk Prancis.

“Kami membatalkan protes kami setelah pemerintah menandatangani perjanjian yang secara resmi akan mendukung pemboikotan produk Prancis,” kata juru bicara kelompok Tehrik-i-Labaik, Ejaz Ashrafi, melansir Reuters, Selasa, 17 November 2020.

Aksi unjuk rasa mengecam Prancis meletus di sejumlah negara dengan mayoritas penduduk Muslim di dunia. Aksi ini hadir sebagai ekspresi kemarahan umat Islam atas sikap dan pernyataan Presiden Prancis, Emmanuel Macron.

Sebagaimana diketahui, Macron mengeluarkan pernyataan mengenai sekulerisme, kebebasan berpendapat, dan memberikan pembelaan atas hak untuk mempertunjukkan kartun Nabi Muhammad SAW.

Padahal penggambaran sosok Nabi Muhammad sendiri tidak diizinkan dalam Islam. Hal tersebut merupakan bukti otentik betapa Islam sangat menjaga originalitas sumber ajarannya. Sehingga tak mengherankan apabila kemudian banyak aksi protes yang dilayangkan umat Islam.

Pakistan menjadi negara kesekian yang menyerukan boikot produk Prancis. Presiden Turki, Recep Tayyib Erdogan telah lebih dulu menyerukan warganya untuk memboikot berbagai produk buatan Prancis.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini