MATA INDONESIA, JAKARTA – Pemerintah terus menahan agar harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite tidak naik. Meskipun harga minyak dunia dan komoditas energi lainnya tengah melambung.
”Yang namanya Pertalite ini, kita tahan-tahan betul agar tidak naik dan harganya tetap di angka Rp7.650 (per liter),” kata Presiden Jokowi dalam Rapat Kerja Nasional V Projo di Magelang, Jawa Tengah, Sabtu, 21 Mei 2022.
Presiden membandingkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia dengan harga di negara-negara lain yang telah meningkat dampak eskalasi perang antara Rusia dan Ukraina. Kenaikan harga BBM di negara lain, menurut Jokowi, jauh melebihi harga BBM di Indonesia.
“Saya lihat misalnya di Jerman, bensin sudah Rp31 ribu, sudah hampir dua kali lipat, di Singapura Rp32 ribu, di Thailand Rp20.800, (harga) ini kalau saya rupiahkan. Di Amerika Rp18 ribu kurang lebih. Kita masih Rp7.650 (Pertalite),” ujar Presiden.
Jokowi menyebut upaya Pemerintah dapat mempertahankan harga BBM Pertalite saat ini. Yakni dengan memberikan subsidi melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Subsidi dari APBN itu gede sekali. Masalahnya adalah tahan kita sampai kapan ? kalau perangnya enggak rampung-rampung,” ujar Presiden Jokowi.
Presiden juga mengajak masyarakat untuk bersyukur karena harga Pertalite masih dapat ditahan di Rp7.650 per liter. Selain itu kegiatan ekonomi di Indonesia juga secara bertahap sudah dapat dibuka karena kondisi pandemi Covid-19 yang terkendali.
“Kalau pandemi di negara lain, di Eropa, di Amerika Serikat, 10 hari yang lalu waktu saya ke sana, masih kasus harian covid-19 78 ribu kasus. Sekarang baru yang ramai di Tiongkok dan Korea Utara, negara lain masih proses mengatasi pandemi. Sekali lagi ini yang harus kita syukuri,” kata Presiden.