MATA INDONESIA, JAKARTA-Pembentukan tim persiapan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang dilakukan pemerintah dinilai pengamat ekonomi dan energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi sudah tepat dan strategis.
Selain pembentukan tim tersebut, kata Fahmy, pemerintah juga perlu segera merevisi dokumen Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) yang menempatkan PLTN sebagai alternatif terakhir.
Dia meminta pemerintah untuk mengubah peruntukan nuklir menjadi prioritas energi primer pembangkit listrik di Indonesia. “Negara kepulauan terbesar, seperti Indonesia sangat membutuhkan, lantaran PLTN menghasilkan listrik energi bersih yang masif,” ujarnya.
Menurutnya potensi uranium yang dimiliki Indonesia dapat memungkinkan listrik yang dihasilkan dari PLTN bisa lebih murah dibandingkan energi fosil.
Teknologi terbaru dalam bidang pembangkit listrik nuklir saat ini kata dia, sudah menjamin tingkat keamanan yang tinggi, baik untuk pengolahan limbah maupun keamanan pembangkit.
Bahkan teknologi PLTN yang dikembangkan Rusia sudah bisa mencapai kecelakaan nihil.
“Kalau mendasarkan pada RUEN, PLTN tidak sesuai dengan misi Indonesia karena menempatkan PLTN sebagai pilihan terakhir. Agar PLTN sesuai dengan misi Indonesia, RUEN harus direvisi dengan menempatkan PLTN sebagai prioritas utama penggunaan energi bersih di Indonesia,” katanya.