Pejabat Senior Iran Curigai Kelompok Oposisi dan Israel di Balik Pembunuhan Fakhrizadeh

Baca Juga

MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Seorang pejabat senior Iran mencurigai kelompok oposisi dan Israel bekerja sama dalam pembunuhan ilmuwan nuklir terkemuka, Mohsen Fakhrizadeh. Kematian, Fakhrizadeh ini diyakini akan meningkatkan kembali ketegangan antara Teheran dengan musuh lama.

Press TV berbahasa Inggris, Iran melaporkan bahwa senjata yang digunakan dalam pembunuhan Mohsen Fakhrizadeh adalah buatan Israel. “Senjata yang dikumpulkan dari lokasi aksi teroris memiliki logo dan spesifikasi industri militer Israel,” kata sebuah sumber.

Fakhrizadeh yang telah lama dicurigai oleh pemerintah Barat dan Israel sebagai dalang program senjata nuklir rahasia, disergap di jalan raya dekat Teheran, hari Jumat (28/11). Ia ditembak mati di dalam mobilnya.

Menteri Intelijen Israel, Eli Cohen mengatakan kepada stasiun Radio 103 FM bahwa dia tidak tahu siapa yang bertanggung jawab. Pun dengan Menteri Kabinet Israel, Tzachi Hanegbi yang tidak mengatahui siapa yang melakukan pembunuhan tersebut.

“Ini adalah pembunuhan yang sangat rumit yang dilakukan dari jarak jauh dengan perangkat elektronik,”kata Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, Ali Shamkani kepada TV pemerintah, melansir Reuters, Selasa, 1 Desember 2020.

“Kami memiliki beberapa petunjuk tapi pasti kelompok ‘Monafeghin’ terlibat dan unsur kriminal di baliknya adalah rezim Zionis (Israel) dan Mossad,” tambahnya mengacu pada dinas intelijen luar negeri Israel.

Sebagai catatan, Monafeghin adalah istilah yang digunakan para pejabat untuk merujuk pada Dewan Nasional Perlawanan Iran (NCRI) yang berbasis di Paris, sebuah blok kelompok oposisi di pengasingan yang berupaya di akhirinya pemerintahan ulama Muslim Syiah.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini