MATA INDONESIA, JAKARTA – Sejumlah pedagang kelelawar di Pasar Hewan Karimata, Semarang terimbas wabah virus corona yang tengah melanda dunia dan menyebabkan ratusan orang tewas.
Pedagang mengeluh, omzet mereka anjlok parah setelah virus itu diduga berasal dari sajian sup kelelawar, meskipun beberapa pakar sudah membantah hal tersebut.
“Biasanya satu hari bisa dua sampai tiga kelelawar laku,” kata pedagang bernama Mitro, seperti dikutip dari Merdeka, Sabtu 1 Februari 2020.
Mitro menjelaskan, ia dan pedagang lain menganggap isu corona berasal dari kelelawar adalah kebohongan besar, karena hewan tersebut tidak termasuk jorok dan hanya memakan buah-buahan saja.
“Saya tujuh tahun jualan, pembeli tidak pernah kena penyakit,” ujarnya.
Beredarnya isu virus Corona memang berdampak bagi omzet penjualannya. Biasanya, ia selalu mendapat pasokan kelelawar maupun kalong dari para pemburu di Semarang sekitar puluhan ekor.
Namun, setelah wabah corona, pasokan kelelawarnya tidak laku. Mitro mengaku ia membeli setiap ekor kelelawar dengan harga Rp 5 ribu, lalu dijual kembali senilai Rp 20 ribu hingga Rp 50 ribu per ekor.
Menurut beberapa sumber, kelelawar dipercaya dapat mengatasi berbagai penyakit, seperti asma dan gatal-gatal. Sehingga banyak orang yang membelinya, lalu dikonsumsi sebagai obat alternatif.