PBSI Lepas Tim Thomas-Uber dan SEA Games

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Ketua Umum PBSI, Firman Agung Sampurna melepas tim Thomas-Uber dan SEA Games. Dia berharap semua pemain bisa menunjukkan kemampuan terbaik di dua ajang tersebut.

Acara pelepasan dilakukan di Pelatnas PBSI di Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (20/4) sore. Acara ini diakhiri dengan buka puasa bersama dengan pemain, pelatih, pengurus, dan karyawan.

“Sore ini, saya lepas tim Thomas-Uber 2022 dan SEA Games 2021 Hanoi. Semoga tim Thomas bisa mempertahankan gelar dan untuk tim Uber yang diperkuat pemain-pemain yang fresh tidak terbebani dan bisa menggunakan potensi yang dimiliki semaksimal mungkin,” ujarnya.

“Saat teman-teman berjuang nanti, saya meminta para pemain untuk tetap menjaga kebersamaan dan kekompakan. Tim yang solid itu akan menjadi kunci keberhasilan kita di ajang beregu seperti Piala Thomas-Uber dan di SEA Games nanti,” katanya.

Menurut Agung, dalam kejuaraan beregu, kerja sama tim akan selalu menjadi kunci keberhasilan. Meminjam pepatah, kalau ingin cepat, cukup bisa dicapai dengan jalan sendirian.

“Tetapi kalau ingin melangkah lebih jauh dan meraih hasil yang lebih besar seperti di Piala Thomas-Uber dan SEA Games, melangkahlah bersama-sama secara tim. Dan saya yakin teman-teman akan solid dan bekerja secara tim,” ucapnya.

Kepada tim SEA Games, Agung mengharapkan para pemain muda ini bisa tampil penuh semangat. Mereka harus menunjukkan upaya yang hebat agar bisa menjadi yang terbaik.

“Untuk pemain-pemain di SEA Games, saya meminta teman-teman semua untuk selalu berjuang habis-habisan. Tunjukkan kemampuan terbaik,” ungkapnya.

Tim Piala Thomas

  1. Anthony Sinisuka Ginting
  2. Jonatan Christie
  3. Shesar Hiren Rhustavito
  4. Syabda Perkasa Belawa
  5. Tegar Sulistio
  6. Kevin Sanjaya Sukamuljo
  7. Mohammad Ahsan
  8. Hendra Setiawan
  9. Fajar Alfian
  10. Muhammad Rian Ardianto
  11. Bagas Maulana
  12. Muhammad Shohibul Fikri

Tim Piala Uber

  1. Komang Ayu Cahya Dewi
  2. Aisyah Sativa Fatetani
  3. Bilqis Prasista
  4. Tasya Farahnailah
  5. Siti Sarah Azzahra
  6. Nita Violina Marwah
  7. Febriana Dwipuji Kusuma
  8. Amalia Cahaya Pratiwi
  9. Jesita Putri Miantoro
  10. Lanny Tria Mayasari
  11. Tryola Nadia
  12. Melani Mamahit

Skuat SEA Games 2021

Tim Putra:

  1. Chico Aura Dwi Wardoyo
  2. Christian Adinata
  3. Bobby Setiabudi
  4. Yonathan Ramlie
  5. Pramudya Kusumawardana
  6. Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan
  7. Leo Rolly Carnando
  8. Daniel Marthin
  9. Rinov Rivaldy
  10. Adnan Maulana

Tim Putri:

  1. Gregoria Mariska Tunjung
  2. Putri Kusuma Wardani
  3. Saifi Rizka Nurhidayah
  4. Stephanie Widjaja
  5. Apriyani Rahayu
  6. Siti Fadia Silva Ramadhanti
  7. Ribka Sugiarto
  8. Febby Valencia Dwijayanti Gani
  9. Pitha Haningtyas Mentari
  10. Mychelle Crhystine Bandaso

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Menolak Indonesia Gelap, Program Asta Cita Wujudkan Indonesia Terang

Oleh : Andika Pratama Narasi “Indonesia Gelap” yang belakangan ini digaungkan di ruang publik bukan hanya tidakberdasar, tetapi juga berpotensi merusak optimisme nasional. Sebuah bangsa yang sedangtumbuh dan terus berbenah membutuhkan energi positif serta kritik yang membangun, bukanagitasi yang memecah belah. Menyebarkan pesimisme dengan membingkai kondisi Indonesia sebagai negara yang sedang terpuruk tidak mencerminkan realitas di lapangan dan hanyaakan menciptakan kekacauan psikologis di tengah masyarakat. Secara faktual, Indonesia masih menunjukkan kemajuan yang berarti di berbagai sektor. Stabilitas ekonomi tetap terjaga, daya beli masyarakat tidak mengalami penurunan signifikan, dan geliat aktivitas sosial maupun ekonomi terus berlangsung normal. Kehidupan demokrasijuga tetap berjalan, terbukti dari tahapan-tahapan politik seperti Pemilu 2024 yang berlangsung damai dan partisipatif. Oleh karena itu, narasi tentang “Indonesia Gelap” sejatinya lebih tepat disebut sebagai propaganda ketimbang kritik substantif. aksi-aksi tersebut lebih bersifat provokatif dibandingkan sebagai upaya mencerahkan ruangdiskusi publik. Apalagi, jika narasi tersebut digerakkan tanpa data yang memadai dan hanyabertujuan menciptakan kegaduhan. Lebih dari itu, sejumlah tokoh nasional juga mencermatibahwa gerakan semacam ini kerap ditunggangi oleh kepentingan asing yang tidak inginIndonesia tumbuh sebagai negara kuat dan mandiri. Ketua Umum GP Ansor, Addin Jauharudin, mengingatkan bahwa agenda-agenda besar seperti hilirisasi sumber daya alamdan kemandirian ekonomi sering kali menjadi ancaman bagi kekuatan global yang selama inidiuntungkan dari ketergantungan Indonesia. Dalam konteks ini, narasi “Indonesia Gelap” bisadibaca sebagai bagian dari upaya merusak kepercayaan publik terhadap arah pembangunannasional. Penting untuk disadari bahwa Indonesia saat ini sedang berada pada momentum strategismenuju Indonesia Emas 2045. Pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran RakabumingRaka membawa visi besar untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan secara lebih konkretmelalui delapan misi strategis yang terangkum dalam Asta Cita. Delapan pilar tersebutmencakup berbagai dimensi kehidupan bangsa, dari penguatan ideologi hinggapemberantasan korupsi, dari kemandirian pangan hingga toleransi antarumat beragama. Asta Cita bukan sekadar dokumen politik, melainkan panduan pembangunan nasional yang komprehensif. Misi ini dirancang untuk menjawab tantangan nyata bangsa, sekaligusmerespons kebutuhan masyarakat dari desa hingga kota. Di dalamnya terdapat semangatkeberlanjutan, pemerataan, dan partisipasi rakyat secara aktif dalam pembangunan. Visi initidak bisa dijalankan hanya oleh pemerintah semata, melainkan harus mendapat dukungankolektif dari seluruh komponen bangsa. Dukungan ini mulai menguat dari berbagai kalangan, salah satunya dari Aliansi JurnalisHukum (AJH). Organisasi ini menyerukan agar masyarakat meninggalkan perbedaan politikpascapemilu dan bersatu mendukung pemerintahan baru. Ketua Umum DPP AJH, Dofuzogamo Gaho, mengajak semua elemen masyarakat, terutama intelektual, aktivis, danprofesional, untuk berperan aktif dalam memastikan terlaksananya Asta Cita secara optimal. Ia menekankan pentingnya menjaga persatuan dan menolak adu domba dari kekuatan luaryang ingin menggagalkan cita-cita kebangkitan Indonesia. Dalam momentum 27 tahun reformasi, refleksi terhadap capaian dan kekurangannya jugamenjadi penting. AJH menyoroti bahwa masih terdapat tantangan besar dalam upayamewujudkan keadilan sosial, reformasi birokrasi, dan pemberantasan korupsi. Namun, semangat reformasi tidak boleh padam. Justru di era Prabowo-Gibran, harapan untukmembenahi kelemahan-kelemahan reformasi kembali terbuka lebar. Pemerintahan barumembawa komitmen untuk bekerja cepat, serius, dan tepat sasaran dalam mengatasi berbagaiproblem nasional. Pemerintah pun menegaskan bahwa pembangunan ke depan tidak akan hanya berfokus padapertumbuhan ekonomi, tetapi juga pemerataan hasil pembangunan. Program membangun daridesa, hilirisasi industri, serta penguatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikandan kesehatan menjadi inti dari kerja nyata yang diharapkan rakyat. Semua ini terangkumdalam Asta Cita, yang menjadi kompas arah pembangunan nasional jangka panjang. Masyarakat harus lebih cermat dalam menyikapi setiap narasi yang tersebar, terutama di era digital saat ini. Disinformasi dan agitasi dengan kemasan populis bisa membelokkanpemahaman publik terhadap arah kebijakan negara. Oleh karena itu, peran media massa dantokoh masyarakat sangat strategis untuk mengedukasi publik dan memperkuat optimismebangsa. Membangun Indonesia yang adil, makmur, dan berdaulat bukanlah pekerjaan singkat. Iniadalah kerja generasi, kerja yang membutuhkan sinergi antara negara dan rakyatnya. Semuapihak perlu menyadari bahwa pesimisme kolektif hanya akan memperlambat kemajuan. Sebaliknya, dengan mendukung agenda nasional secara rasional dan partisipatif, cita-citaIndonesia Emas 2045 bukanlah ilusi, melainkan tujuan yang sangat mungkin diraih. Oleh karena itu, narasi “Indonesia Gelap” harus dilawan dengan data, prestasi, dan kerjanyata. Bangsa ini tidak sedang menuju kegelapan, melainkan sedang menapaki jalan panjangpenuh harapan. Dengan menjadikan Asta Cita sebagai panduan pembangunan nasional, Indonesia akan terus bergerak menuju masa depan yang lebih terang, kuat, dan bermartabat di mata dunia. *Penulis adalah Pengamat dari Kajian Stategis Indonesia...
- Advertisement -

Baca berita yang ini