MATA INDONESIA, JAKARTA-Pasca Idul Fitri 1443 H/2022, produktifitas rumput laut nasional terus bergejolak. Menurut Dirjen Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu, salah satu komoditas budidaya laut andalan KKP adalah rumput laut.
“Untuk meningkatkan produktivitasnya, DJPB menggunakan teknik kultur jaringan,” katanya.
Tebe, sapaan akrab Tb Haeru Rahayu menyampaikan, DJPB melalui Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Ambon berperan untuk melakukan pengembangan dan pendistribusian bibit rumput laut di kawasan timur Indonesia.
Tebe menyampaikan bibit rumput laut hasil kultur jaringan merupakan teknik budidaya bibit rumput laut dengan cara pengambilan jaringan dari induk rumput laut unggul untuk dilakukan pembesaran di laboratorium guna menghasilkan bibit yang berkualitas.
“Penggunaan bibit rumput laut hasil kultur jaringan pada kawasan sentra rumput laut diharapkan dapat mendongkrak produksi rumput laut nasional yang menjadi program prioritas KKP,” kata Tebe di Jakarta.
Sementara itu, Kepala BPBL Ambon, Sarwono mengatakan di BPBL Ambon pihaknya memiliki laboratorium kultur jaringan dan kebun bibit rumput laut, sementara di laboratorium kultur jaringan saat ini telah mengembangkan jenis rumput laut Eucheuma cottonii.
Sarwono menjelaskan semua tahapan di laboratorium kultur jaringan dilakukan antara lain, aklimatisasi induk, induksi kalus, regenerasi kalus menjadi mikropropagul, regenerasi mikropropagul menjadi plantlet, serta aklimatisasi plantlet di rumah kaca/ruangan indoor.
“Dengan demikian laboratorium kultur jaringan rumput laut di BPBL Ambon rutin setiap bulannya memproduksi plantlet untuk dibesarkan dan diperbanyak di kebun bibit,” kata Sarwono.
Selain itu, untuk mengantisipasi perubahan iklim, BPBL Ambon memiliki beberapa lokasi kebun bibit. Dia mengatakan dengan menggunakan sistem kultur jaringan, BPBL Ambon mampu memproduksi bibit rumput laut kultur jaringan sebanyak 1,5 ton pertahun.
Pihaknya rutin mendistribusikan rumput laut hasil kultur jaringan dari BPBL Ambon ke Kabupaten Taliabu, Kabupaten Sula, Kabupaten Maluku Tenggara, Kota Tual, Kabupaten Buru, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Kabupaten Yapen, Kabupaten Minahasa Utara, dan Kabupaten Tapanuli Selatan.
Sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus menggenjot produktivitas rumput laut untuk kebutuhan pasar domestik maupun ekspor. Salah satu langkahnya dengan aktif memberikan pendampingan dan penyuluhan kepada masyarakat terkait produksi rumput laut menggunakan sistem kultur jaringan.
Menteri Sakti Wahyu Trenggono menyatakan rumput laut bisa digunakan sebagai komoditas yang bisa dikelola untuk menghasilkan beragam manfaat, selain produk pangan, rumput laut juga bisa dijadikan pupuk, kosmetik, serta bahan baku farmasi.