Pandemi Bikin Apple Remuk, Saham Anjlok 5 Persen dan Rugi Miliaran Dolar

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Apple benar-benar terpukul akibat pandemi Covid-19 yang melanda secara global. Perusahaan rintisan mendiang Steve Jobs itu gagal merilis ponsel terbarunya, seri iPhone 12, tepat waktu, sehingga berdampak pada banyak kerugian.

Mengutip Reuters, Minggu 31 Oktober 2020, diundurnya peluncuran iPhone 12 terbaru, membuat Apple rugi hingga 100 miliar dolar AS atau setara Rp 1,4 triliun. Kemudian, saham perusahaan ini juga anjlok hingga 5 persen.

Harusnya, Apple merilis ponsel baru mereka setiap bulan September, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Namun, pandemi memaksa pengunduran dari jadwal yang ditentukan.

Ponsel baru Apple terpaksa diundur peluncurannya pada Oktober 2020 lalu. Sebagian bahkan baru dirilis dan dibuka pre order-nya pada November ini, seperti iPhone 12 Mini.

Padahal, penjualan Mac dan AirPods tengah meningkat pesat. Namun, penjualan iPhone turun 20,7 persen menjadi 26,4 miliar dolar AS atau Rp 390,6 triliun. Penurunan saham karena investor mengantisipasi penjualan yang lebih rendah.

Utamanya di Cina, lebih banyak konsumen memiliki akses ke 5G daripada di Amerika Serikat atau Eropa.

Apple mengatakan, pendapatan dan laba untuk kuartal ketiga fiskal yang berakhir pada 26 September adalah 64,7 miliar dolar AS dan 73 sen per saham. Naik dibandingkan dengan perkiraan analis sebesar 63,7 miliar dolar dan 70 sen per saham, menurut data IBES dari Refinitiv.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini