Pagi Ini, Jakarta Dinobatkan Kota Paling Berpolusi di Dunia, Bangga?

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA-DKI Jakarta menempati posisi pertama kota paling berpolusi di dunia, berdasarkan data AirVisual pukul 08.00 WIB. Dilihat dari situs AirVisual, Jumat 26 Juli 2019, Air Quality Index (AQI) Jakarta berada di angka 184. Artinya kualitas udara di Jakarta tidak sehat.

Data diperoleh dari alat pemantau udara milik Airvisual yang ada di Kedutaan Amerika Serikat Jakarta Pusat, Pegadungan, Kemayoran, Pejanten Barat, Rawamangun, dan Mangga Dua. AirVisual mengimbau warga Jakarta mengenakan masker serta menghindari aktivitas di luar ruangan.

AQI merupakan indeks yang menggambarkan tingkat keparahan kualitas udara di suatu daerah. AQI dihitung berdasarkan enam jenis polutan utama, seperti PM 2,5, PM 10, karbon monoksida, asam belerang, nitrogen dioksida, dan ozon permukaan tanah. Kandungan PM 2,5 pagi ini, berdasarkan data AirVisual adalah 119.8 µg/m³.

Rentang nilai dari AQI adalah 0 sampai 500. Semakin tinggi nilainya menunjukkan semakin tinggi tingkat polusi udara di wilayah tersebut. Tingkat polusi Jakarta pagi ini berada di atas Hanoi di Vietnam, Krasnoyarsk di Russia, ataupun Shanghai di China.

Pemprov DKI Jakarta sendiri telah menetapkan sejumlah kebijakan untuk mengurangi polusi udara. Cara yang ditempuh mulai dari kewajiban uji emisi bagi setiap kendaraan hingga menggunakan tanaman lidah mertua.

Anies mengatakan semua kendaraan wajib melakukan uji emisi. Dia mengatakan semua kendaraan ataupun benda yang menghasilkan asap kotor akan diganti.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga mengatakan saat ini Pemprov dengan PT PLN sedang membicarakan rencana baterai untuk pengganti mesin generator agar tidak menimbulkan asap berlebih

Pemprov DKI Jakarta juga akan membagikan tanaman lidah mertua untuk menekan polusi udara. Anies menyebut lidah mertua bukan satu-satunya tanaman untuk mengatasi polusi udara di ibu kota.

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini