Ngeri, Tentara Myanmar Ancam Demonstran via TikTok!

Baca Juga

MATA INDONESIA, NAYPYIDAW – Seorang tentara Myanmar menggunakan aplikasi TikTok untuk menyampaikan ancaman pembunuhan kepada para demonstran. Dengan memakai kaos berwarna hijau army, tentara tersebut mengarahkan senapan ke arah kamera.

Kelompok hak digital Myanmar ICT for Development (MIDO) mengatakan telah menemukan lebih dari 800 video pro-militer yang mengancam pengunjuk rasa pada saat pertumpahan darah meningkat.

“Itu hanya puncak gunung es,” kata direktur eksekutif MIDO, Htaike Htaike Aung, yang mengatakan ada “ratusan” video ancaman dari tentara dan polisi berseragam di aplikasi buatan Cina tersebut, melansir Reuters, Jumat, 5 Maret 2021.

TikTok adalah platform media sosial terbaru yang mengalami perkembangan konten ancaman atau ujaran kebencian di Myanmar. TikTok mengalami peningkatan unduhan yang kuat setelah junta militer memblokir Facebook.

“Kami memiliki Pedoman Komunitas yang jelas yang menyatakan kami tidak mengizinkan konten yang menghasut kekerasan atau informasi yang salah yang menyebabkan kerugian … Terkait dengan Myanmar, kami telah dan terus segera menghapus semua konten yang memicu kekerasan atau menyebarkan informasi yang salah, dan secara agresif memantau untuk menghapus konten apa pun yang melanggar pedoman kami, ” demikian pernyataan pihak TikTok.

Satu video dari akhir Februari yang ditinjau oleh Reuters menunjukkan seorang pria berseragam tentara mengarahkan senapan serbu ke kamera dan berbicara yang ditujukan kepada pengunjuk rasa.

“Saya akan menembak di wajah sialan Anda … dan saya menggunakan peluru sungguhan.”

“Saya akan berpatroli di seluruh kota malam ini dan saya akan menembak siapa pun yang saya lihat … Jika Anda ingin menjadi martir, saya akan memenuhi keinginan Anda.”

Sayangnya, pihak Reuters tidak dapat menghubungi tentara yang muncul di aplikasi TikTok untuk memverifikasi bahwa mereka merupakan bagian dari angkatan bersenjata Myanmar.

TikTok kini berkembang pesat di Myanmar dan mengalami peningkatan unduhan –termasuk dari 20 aplikasi yang paling banyak diunduh. Adapun tagar protes yang popular saat ini adalah #SaveMyanmar yang mencapai 805 juta tampilan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Generasi Muda Harus Jaga Nilai Kemerdekaan di Tengah Gempuran Budaya Pop

Oleh: Aulia Sofyan Harahap )* Seluruh generasi muda Indonesia harus terus menjaga nilai kemerdekaan meski di tengah adanya berbagai macam gempuran budaya pop, termasuk yang sedangmenjadi tren belakangan ini yakni anime One Piece. Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, ruang digital terus ramai memperbincangkan adanya fenomena pengibaran bendera bajak lautdari serial anime One Piece.  Simbol tengkorak dengan topi jerami itu muncul di sejumlah lokasi, yang kemudianmenyulut pro dan kontra di tengah masyarakat. Sebagian menganggapnya sebagaibentuk ekspresi semata, namun sebagian lainnya justru menilai bahwa pengibaranbendera One Piece itu sebagai salah satu bentuk upaya provokasi yang berpotensimengaburkan nilai-nilai sakral kemerdekaan. Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat RI Ahmad Muzani merespons seluruh haltersebut dengan pandangan yang lebih moderat. Ia memandang bahwa tindakantersebut sebagai ekspresi kreatif dari masyarakat, terutama pada para generasimuda yang tengah hidup dalam era digital dan budaya global.  Meski begitu, ia tetap menegaskan bahwa sejatinya semangat kebangsaan yang dimiliki oleh seluruh masyarakat Indonesia tidak akan pernah tergantikan oleh apapun bahkan termasuk keberadaan budaya pop sekalipun. Muzani meyakinibahwa di balik simbol asing yang diangkat tersebut, seluruh masyarakat sejatinyatetap menyimpan Merah Putih dalam lubuk hati mereka. Senada dengan hal itu, politikus Andi Arief memandang bahwa pengibaran benderatersebut memang bukan sebagai bentuk pemberontakan, melainkan sebagai simbolharapan. Ia membaca tindakan itu sebagai protes yang muncul dari keresahan, namun tetap mengandung semangat untuk membangun Indonesia tercinta. Bagi sebagian kalangan, ekspresi semacam itu bukan berarti meninggalkan kecintaanpada tanah air, tetapi justru sebagai bentuk pencarian atas harapan yang lebih baikbagi bangsa. Sementara itu, Menteri Kebudayaan Fadli...
- Advertisement -

Baca berita yang ini