MATA INDONESIA, PYONGYANG – Pernyataan Korea Selatan terkait kemampuan serangan pre-emptive Seoul terhadap Korea Utara membuat adik Kim Jong Un, Kim Yo-Jong murka.
Membalas pernyataan Korea Selatan, Kim Yo-Jong menegaskan bahwa kekuatan nuklir Pyongyang mampu memusnahkan pasukan konvensional Negeri Ginseng jika diprovokasi.
Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan Selasa oleh Kantor Berita Pusat Korea resmi Korea Utara, Kim Yo-jong menyebut komentar Menteri Pertahanan Korea Selatan, Suh Wook mengenai serangan pre-emptive sebagai lamunan yang fantastis dan histeria orang gila.
Kim Yo-Jong menekankan bahwa Korea Utara tidak menginginkan perang lagi di kawasan Semenanjung Korea. Namun, Kim Yo-Jong memperingatkan akan membalas dengan kekuatan nuklirnya jika Korea Selatan memilih menyerang dengan membuat militer negara tersebut hancur total.
Dalam pernyataan lain, Kim Yo-Jong menyebut Menhan Suh sebagai pria sampah dan kembali memperingatkan bahwa Korea Selatan menghadapi ancaman serius karena komentar tersebut.
Pernyataan tersebut datang di tengah ketegangan atas uji coba senjata Korea Utara yang dipercepat tahun ini, termasuk uji coba pertama rudal balistik antarbenua sejak 2017 pada 24 Maret, ketika Kim Jong Un menghidupkan kembali ambang batas nuklir yang bertujuan menekan Amerika Serikat untuk menerima Korea Utara sebagai kekuatan nuklir dan menghapuskan sanksi.
Seoul telah lama mempertahankan strategi serangan pre-emptive seperti itu untuk mengatasi ancaman rudal dan nuklir Korea Utara yang semakin meningkat, tetapi sangat tidak biasa bagi seorang pejabat senior Seoul di bawah pemerintahan Moon untuk membahasnya secara terbuka.
“Jika (Korea Selatan) memilih untuk melakukan konfrontasi militer, kekuatan tempur nuklir kami pasti harus melaksanakan tugasnya … serangan yang mengerikan akan diluncurkan dan tentara (Korea Selatan) harus menghadapi nasib menyedihkan yang tidak lama lagi akan terjadi. kehancuran total dan kehancuran,” tutur Kim Yo-Jong.
“Serangan pencegahan terhadap negara yang memiliki senjata nuklir? … Ini adalah lamunan yang fantastis, dan ini adalah histeria orang gila,” sambung Kim Yo-Jong, melansir South China Morning Post, Selasa, 5 April 2022.