Nelayan di Sri Lanka Kelaparan Sejak Krisis Ekonomi               

Baca Juga

MATA INDONESIA,Sri Lanka – Para nelayan di Sri Lanka terancam tidak dapat melaut sama sekali. Kegiatan perekonomian di Sri Lanka mengalami kelumpuhan setelah adanya krisis ekonomi yang menghancurkan negara tersebut.

Krisis ekonomi di Sri Lanka saat ini adalah yang terburuk sejak kemerdekaannya pada tahun 1948.Kekurangan bahan bakar dan inflasi yang tak terkendali membuat para nelayan harus berjuang keras untuk mendapatkan bahan bakar minyak tanah.

Mereka bahkan tidak dapat menggerakan kapal sama sekali akibat sulitnya memperoleh bahan bakar di daerah tersebut.

Melansir dari reuters, seorang nelayan bernama Soosaipillai Nicholas mengatakan, semuanya sulit saat ini. Tidak ada minyak tanah,tidak ada makanan di rumah.

Para nelayan hanya akan mendapatkan pekerjaan jika mereka datang ke laut. Jika mereka tidak datang makan mereka tidak akan mendapatkan apapun, dan pada akhirnya mereka akan kelaparan.

Tidak hanya melaut, para warga di Sri Lanka juga bekerja dengan mensortir hasil tangkapan ikan di laut. Sebagian dari mereka juga tidak muda lagi untuk sekedar berganti ke profesi yang lain.

Kelangkaan minyak tanah menyebabkan tidak semua orang dapat berangkat dengan perahunya masing-masing ke laut. Satu kapal yang awalnya hanya diisi 15 orang mau tidak mau harus bertambah menjadi 40 orang per perahu.

Sejak krisis ekonomi melanda Sri Lanka, pendapatan nelayan semakin jatuh. Bahkan pendapatan per harinya hanya sekitar 70 sen AS.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Respon Cepat Pemerintah Kunci Keberhasilan Hadapi Karhutla

Oleh: Ricky Rinaldi Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan salah satu bencana ekologis yang kerapmenjadi ancaman serius di Indonesia, terutama saat musim kemarau tiba. Namun, tahun 2025 ini, Indonesia menunjukkan kemajuan signifikan dalam mengendalikan karhutla berkat respon cepatdari pemerintah, khususnya pemerintah daerah. Keberhasilan ini bukan hanya hasil kebetulan, melainkan buah dari sinergi lintas sektor, kesiapsiagaan, serta kerja kolaboratif antara berbagaielemen seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri, Manggala Agni, damkar, dan masyarakat. Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, menyampaikan bahwa langkah cepat dan sigapmenjadi kunci utama dalam mengendalikan karhutla sebelum api meluas dan sulit dikendalikan. Ia menekankan pentingnya pemadaman sejak api masih kecil agar tidak berkembang menjadikebakaran besar. Ia juga mengingatkan semua pihak agar tetap waspada menghadapi musimkemarau dan tidak lengah dalam menjaga kesiapsiagaan. Sikap proaktif ini terbukti efektif, seperti yang terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Karhutla yang melanda kawasan perbukitan Harau berhasil dikendalikan meskipunmenghadapi medan geografis yang sulit, yakni bukit terjal berbatu. Hanya sekitar dua hektarelahan yang terbakar berkat kerja cepat tim gabungan. Hal serupa terjadi di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, di mana karhutla seluas 10 hektare berhasil ditangani tanpa meluas lebih jauh. Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran aktif pemerintah daerah dan tim tanggap darurat di lapangan. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini