Nasib Tragis Deportivo La Coruna: Juara LaLiga, Lolos Semifinal Liga Champions, Kini Main di Kasta Ketiga Liga Spanyol

Baca Juga

MATA INDONESIA, A CORUNA – Mungkin tidak ada yang menyangka Deportivo La Coruna bisa terpuruk hingga degradasi ke kasta ketiga Liga Spanyol. Pasalnya, mereka pernah menjadi juara LaLiga dan lolos ke semifinal Liga Champions.

Raksasa yang terjatuh. Mungkin sebutan ini pantas disematkan ke Deportivo. Mereka adalah salah satu tim besar dan cukup sukses di akhir 90-an hingga awal 2000.

Deportivo pernah menjadi juara LaLiga di musim 1999/2000. Saat itu, mereka diperkuat beberapa nama top seperti Roy Makaay, Djalminha, Lionel Scaloni (sekarang pelatih timnas Argentina), dan beberapa nama lain.

Tim yang diasuh Javier Irrureta memutus dominasi Real Madrid dan Barcelona. Tak banyak tim yang bisa melakukan hal tersebut. Selain juara LaLiga, Deportivo membuat catatan apik di Liga Champions musim 2003/04.

Saat itu, Deportivo memiliki skuat yang makin komplet dengan adanya playmaker Juan Carlos Valeron. Kemudian, di lini depan ada Diego Tristan. Duetnya bersama Makaay di lini depan menjadi salah satu yang ditakutkan di Eropa.

Untuk pelapis, Deportivo masih punya Walter Pandiani dan Albert Luque. Ada juga bek sayap timnas Spanyol, Joan Capdevilla. Dengan skuat mumpuni, Deportivo melaju hingga semifinal Liga Champions.

Deportivo lolos sebagai runner-up Grup C di bawah AS Monaco dengan mengemas 10 poin. Di babak 16 besar, mereka menyingkirkan Juventus dengan agregat 2-0. Tim yang mendapat julukan Super Depor kembali menghadapi wakil Italia di perempatfinal, AC Milan.

Di leg pertama, Deportivo kalah 1-4 di San Siro. Peluang untuk lolos terbilang tipis. Tapi, mereka bisa membuat kejutan ketika di leg kedua membantai Milan dengan skor 4-0 dan lolos agregat 5-4.

Sayang, laju Deportivo terhenti di semifinal setelah kalah agregat 0-1 dari Porto yang pada akhirnya menjadi juara di kompetisi musim tersebut dengan mengalahkan Monaco.

Keperkasaan Deportivo perlahan mulai terkikis. Tidak ditopang dengan finansial mumpuni, mereka kesulitan mendatangkan pemain berkualitas lagi. Akhirnya Deportivo degradasi ke divisi dua atau segunda division pada musim 2010/11.

Deportivo sempat promosi lagi beberapa musim berikutnya. Bahkan, mereka nyaris promosi ke LaLiga musim lalu dengan menempati peringkat enam klasemen. Tapi, tim yang diasuh Clarence Seedorf kalah lawan Mallorca dengan agregat 2-3.

Petaka menimpa Deportivo musim ini. Mereka harus rela degradasi ke Segunda B atau kasta ketiga Liga Spanyol setelah berada di peringkat 20 dengan 48 poin. Tapi, ada kontroversi di balik turunnya Deportivo ke Segunda B.

Deportivo degradasi tanpa memainkan pekan pamungkas melawan Fuenlabrada. Pasalnya, ada 12 pemain Fuenlabrada dinyatakan positif Covid-19. Otoritas Liga Spanyol tak mengadakan jadwal ulang sehingga Deportivo terdegradasi tanpa bermain.
Tim asuhan Fernando Vazquez melancarkan protes karena laga lainnya tidak dibatalkan, terutama laga yang melibatkan tim-tim pesaing Deportivo di zona degradasi, yakni Lugo dan Albacete. Kedua tim itu menang di laga pamungkas dan selamat dari degradasi. Tapi, otoritas Liga Spanyol menegaskan takkan ada penjadwalan ulang.

Apa yang dialami Deportivo mirip dengan klub Inggris, Leeds United. Bedanya, mereka belum pernah juara Liga Premier Inggris tapi menjadi salah satu klub besar di era 2000-an dan pernah juga lolos ke semifinal Liga Champions musim 2000/01. Degradasi di 2004, dan sempat terdampar di kasta ketiga Liga Inggris, musim ini Leeds promosi ke Liga Premier Inggris.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Tokoh Agama Ajak Masyarakat Jaga Ketenangan Pasca Penetapan Hasil Pilkada

Jakarta - Menyusul penetapan hasil Pilkada Serentak 2024, para tokoh agama di Indonesia mengajak masyarakat untuk menjaga ketenangan dan...
- Advertisement -

Baca berita yang ini