Mulai 1 Juli Target 1 Juta Vaksinasi untuk Lawan Covid-19

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA –  Angka kasus terinfeksi corona mulai menembus 20 ribu lebih per hari. Presiden Joko Widodo menargetkan satu juta vaksinasi per hari mulai Juli 2021.

Ada saja berbagai kiat aparat pemerintah untuk menarik masyarakat mengikuti vaksinasi Covid-19. Mengutip Indonesia.go.id, seperti kolaborasi Polres, Kejaksaan Negeri, dan Dinas Kesehatan Trenggalek, Jawa Timur, saat menggelar “Gebyar 1.500 Vaksinasi Massal Covid-19”, Kamis 24 Juni 2021. Bagi warga yang beruntung, sehabis disuntik bisa membawa pulang seekor kambing atau ayam. Total hadiah yang disediakan ada 20 kambing dan 50 ayam. Perhelatan ini digelar serentak di Pasar Pon Trenggalek, Pasar Bendorejo, dan Lapangan Parkir Wisata 360 Watulimo.

Aparat pemerintah daerah lainnya pun menggunakan cara masing-masing, agar masyarakat tertarik dan mau menuju lokasi vaksinasi yang sudah disediakan. Pasalnya, sejak beberapa minggu terakhir, angka kasus terinfeksi corona mulai menembus 20 ribu lebih per hari. Presiden Joko Widodo pun menargetkan satu juta vaksinasi per hari mulai Juli 2021.

Bahkan, Kepala Negara meminta agar di Agustus dilipatgandakan menjadi dua juta dosis per hari. Kecepatan transmisi virus memang saling berkejaran dengan target cakupan vaksin 181,5 juta penduduk agar tercapai herd immunity (kekebalan bersama). Adapun rata-rata capaian vaksinasi dosis 1 dan 2 di bulan Juni masih pada kisaran 300-600 ribuan.

Profesor I Gusti Ngurah Kade Mahardika, anggota Tim Pakar Medis Satgas Covid-19, mengatakan bahwa virus SARS COV-2 adalah jenis virus yang mudah berubah. Menurut dia, varian baru virus Covid-19 atau variants of concern (VoC) ada dua jenis, yakni varian Alpha (B-117) dan Delta (B-1617.2). Varian baru ini secara umum disebut memiliki daya adaptasi yang lebih kuat dan mampu menginfeksi lebih cepat. Termasuk orang yang sudah menjalani vaksinasi dapat terpapar VoC ini.

Varian baru ini sudah menerabas masuk ke Indonesia dan menimbulkan gelombang baru pandemi corona dalam beberapa minggu ini. Penyebaran masif yang terjadi saat ini akibat varian baru corona juga diperburuk dengan ketidakdisiplinan protokol kesehatan oleh masyarakat.

Data dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes), yang dirilis pada 23 Juni 2021, menunjukkan adanya 211 spesimen swab pasien Covid-19 yang mengandung genom varian baru Alpha, Beta, dan Delta. Yang terbanyak adalah Delta, yakni 160 spesimen, Alpha tercatat 45, dan Beta (B-1351) asal Afrika Selatan ada lima spesimen.

Meski demikian, Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana menyatakan, vaksin Covid-19 sendiri sudah diteliti dan masih efektif melawan varian virus corona terutama Alfa dan Delta. Karenanya, dia mendukung percepatan vaksinasi yang dilakukan pemerintah.

Capaian Vaksinasi

Pada Sabtu 26 Juni 2021 vaksinasi massal yang digelar serentak di kantor polisi, TNI, Kejaksaan, BUMN, stadion, pabrik, perkantoran, rumah sakit, puskesmas di beberapa daerah mencapai 1,31 juta dosis. Target vaksinasi tersebut dicapai berkat usaha optimal dan gotong-royong Kementerian Kesehatan dengan semua pihak terutama TNI-Polri, pemerintah daerah, serta BUMN dan pihak swasta yang turut membantu.

Hingga tanggal 26 Juni 2021, vaksinasi dosis pertama telah dilakukan pada lebih dari 27 juta orang dan vaksinasi dosis kedua pada lebih dari 13 juta orang. Total sudah 40 juta dosis yang dipakai masyarakat. Rinciannya, sampai 28 Juni 2021, sudah sebanyak 1.549.827 tenaga kesehatan (nakes) yang mendapat vaksinasi 1 (105,52 persen dari target tahap I dan II sebanyak 40,3 juta orang), sedangkan yang sudah menjalani vaksinasi 2 sebanyak 1.413.333 orang nakes.

Untuk kelompok lanjut usia (lansia) telah menerima 4.645.870 dosis vaksin 1 (21,56 persen) dan sebanyak 2.713.547 dosis untuk vaksin 2. Kelompok petugas publik sebanyak 21.754.479 dosis vaksin 1 dan 9.076.828 vaksin 2. Sementara itu, para tenaga pendidik yang sudah divaksin 1 dan 2 sebanyak 1,3 juta orang serta penerima vaksin Gotong Royong sekitar 500 ribu orang.

Capaian vaksinasi di Indonesia yang dimulai 13 Januari 2021 tersebut masih di bawah rata-rata dunia. Data Our World in Data, ONS, gov.uk dashboard per 28 Juni 2021 menunjukkan rata-rata capaian dunia 37,5 dosis per 100 orang. Jumlah vaksin yang sudah diberikan sebanyak 2,9 miliar dosis. Indonesia baru mencapai 14,3 dosis per 100 orang dari 39 juta lebih vaksin. Untuk negara-negara yang mengalami pandemi terparah, cakupan vaksinasi Inggris adalah yang tertinggi 114,9 dosis per 100 orang disusul oleh Amerika Serikat 96,3, Brasil 43,7, dan India 22,8. Negeri jiran Malaysia cakupannya 21,7 dosis per 100 orang melalui pemberian 7 juta dosis.

Oleh karena itu, Kemenkes pun terus berupaya mempercepat pelaksanaan vaksinasi kepada masyarakat. Total sejak 6 Desember 2020 sampai saat ini Indonesia sudah menerima 91.500.000 dosis vaksin bulk (bahan baku) dari Sinovac dan total 13.228.400 dosis vaksin jadi dari Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm. Vaksin tersebut didatangkan dari skema G to G, COVAXC Facility maupun B to B. Pemerintah terus memastikan kebutuhan vaksin sebanyak 426,8 juta dosis vaksin untuk memvaksinasi 181,5 juta orang demi tercapainya herd immunity.

Menkes Budi Gunadi Sadikin menegaskan, salah satu strategi pemerintah adalah mengupayakan ketersediaan vaksin dan mempercepat program vaksinasi sehingga semakin banyak masyarakat terlindungi.

Selain membuka vaksinasi massal bekerja sama dengan semua elemen masyarakat, Kemenkes juga telah mengeluarkan surat edaran yang menginstruksikan seluruh pos pelayanan vaksinasi, Unit Pelaksana Teknis di bawah Kemenkes, seperti Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), rumah sakit vertikal, dan politeknik kesehatan di seluruh Indonesia untuk melakukan vaksinasi kepada semua target sasaran tanpa memandang domisili atau tempat tinggal pada Kartu Tanda Penduduk (KTP). Tanpa upaya itu semua, penyebaran VoC bisa makin tak terkendali.

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini