Muhammadiyah Sudah Tetapkan Awal Ramadan, NU Kapan?

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadan 1442 Hijriah akan jatuh pada tanggal 13 April 2021. Lalu bagaimana dengan Nahdlatul Ulama (NU)?

Menurut Sekretaris Lembaga Falakhiyah NU Nahari Muslih, pihaknya belum menetapkan awal Ramadan dan Idul Fitri 1442H, karena metode yang digunakan berbeda dari Muhammadiyah, yakni rukyatul hilal.

“Semua orang rasanya sudah maklum bahwa penetapan awal bulan Hijriah Muhammadiyah memakai metode hisab, sedangkan NU dan yang lain memakai metode rukyat,” kata Nahari di Jakarta, Rabu 10 Februari 2021.

“Sedangkan NU menyatakan bahwa hisab tadi harus dibuktikan dengan rukyat (melihat) sang hilal itu di alam nyata,” ujar Nahari menambahkan.

Ia menjelaskan lebih lanjut, bahwa hilal harus terlihat langsung oleh mata. Apabila terlihat maka esok hari adalah awal bulan jika tidak terlihat maka perintah Nabi Muhammad SAW adalah menggenapkan hitungan hari dalam bulan berjalan menjadi 30 hari.

“Ingat, bahwa usia bulan hijriah itu hanya dua, kalau tidak 29 ya 30, dan rukyat dilakukan setiap tanggal 29,” kata Nahari.

Sementara ini PBNU belum melakukan perhitungan untuk menentukan awal Ramadan. Rencananya, rukyatul hilal baru akan dilaksanakan pada tanggal 29 Syakban.

“Bertepatan dengan 12 April dan untuk awal syakban, pada 29 Rajab atau 13 Maret,” ujarnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini