Motor Listrik Gesits Siap Diproduksi Massal di Bali

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA-Masih ingat motor listrik karya anak bangsa Gesits? Tak lama terdengar ternyata dalam waktu dekat motor listrik pertama buatan Indonesia bakal di produksi massal.

Direktur Operational PT Wika Industri Manufaktur, Ahmad Arief mengatakan, jika tak ada aral melintang, perusahaannya akan membuka pabrik motor Gesits di Bali. Ada dua lokasi yang tengah direncanakan yakni Jimbaran Kabupaten Badung dan Kabupaten Jembrana.

“Saat ini masih proses Feasibility Study (FS). Masih ditinjau dari keseluruhan aspek. Lokasinya kalau tidak di Jimbran ya di Jembrana, di lahan milik Perusda,” kata Arief.

Kenapa di Bali, alasannya karena menurut Arief, sejauh ini Pemerintah Provinsi Bali yang dianggap paling serius mendukung program motor listrik tersebut. Ia mengatakan target awalnya adalah Jakarta. Tapi ketertarikan Pemprov Bali lebih antusias untuk membuat Bali lebih ramah lingkungan.

Untuk motor gesits sendiri kata Arief, kali pertama diciptakan pada 2014. Hal itu didasari penjualan motor di Indonesia sejumlah 7 juta unit tiap tahunnya.

Saat ini, motor Gesits diproduksi sinergi lintas BUMN. Untuk bodi dan rangka sasis dikerjakan PT Wijaya Konstruksi. “Motornya dikerjakan oleh PT Pindad dan kontrol oleh PT LEM,” ujarnya.

Saat ini, yang tengah menjadi konsentrasinya adalah baterai. Sebab, hingga kini untuk komponen baterai satu-satunya yang masih impor. untuk produksinya sendiri setahun ditarget 50 ribu unit dan perunitnya dibandrol Rp 24.900.000.

 

 

Berita Terbaru

Kemandirian Pangan dan Energi di Papua Menjadi Pilar Strategis Pembangunan Nasional

Oleh: Markus Yikwa *) Agenda kemandirian pangan dan energi kembali menempati posisi sentral dalam arah kebijakanpembangunan nasional. Pemerintah secara konsisten menegaskan bahwa ketahanan negara tidakhanya diukur dari stabilitas politik dan keamanan, tetapi juga dari kemampuan memenuhikebutuhan dasar rakyat secara mandiri dan berkelanjutan. Dalam konteks ini, Papua ditempatkansebagai salah satu wilayah kunci, baik untuk mewujudkan swasembada pangan maupunmemperkuat fondasi kemandirian energi berbasis sumber daya domestik seperti kelapa sawit. Upaya percepatan swasembada pangan di Papua mencerminkan pendekatan pemerintah yang lebih struktural dan berjangka panjang. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam berbagaikesempatan menekankan bahwa defisit beras di Papua tidak dapat diselesaikan hanya dengandistribusi antarpulau, melainkan harus dijawab melalui peningkatan kapasitas produksi lokal. Dengan kebutuhan beras tahunan yang jauh melampaui produksi eksisting, pemerintah memilihstrategi pencetakan sawah baru secara masif sebagai solusi konkret. Pendekatan ini menunjukkankeberanian negara untuk menyelesaikan masalah dari hulunya, bukan sekadar menambalkekurangan melalui mekanisme pasar jangka pendek. Kebijakan pencetakan sawah baru di Papua, Papua Selatan, dan Papua Barat tidak berdiri sendiri. Pemerintah juga menyiapkan dukungan menyeluruh berupa penyediaan benih unggul, pupuk, pendampingan teknologi, hingga pembangunan infrastruktur irigasi dan akses produksi. Sinergiantara pemerintah pusat dan daerah menjadi prasyarat utama agar program ini tidak berhentisebagai proyek administratif, melainkan benar-benar mengubah struktur ekonomi lokal. Denganproduksi pangan yang tumbuh di wilayahnya sendiri, Papua tidak hanya mengurangiketergantungan pasokan dari luar, tetapi juga membangun basis ekonomi rakyat yang lebihtangguh. Lebih jauh, visi swasembada pangan yang disampaikan Mentan Andi Amran Sulaiman menempatkan kemandirian tiap pulau sebagai fondasi stabilitas nasional....
- Advertisement -

Baca berita yang ini