Moncer, Zohri Cetak Rekornas Lari 100 Meter

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Sprinter nasional Lalu Muhammad Zohri kembali memecahkan rekor nasional (rekornas). Kali ini rekor yang dia rebut yakni untuk lari jarak pendek 100 meter setelah 10 tahun lamanya dipegang oleh Suryo Agung Wibowo.

Menurut PB PASI, rekornas ini dipecahkan di Kejuaraan Atletik Asia 2019 yang berlangsung di Doha, Qatar, Senin 22 April 2019. Zohri berhasil mencatatkan waktu 10,15 detik.

Sebelumnya rekor tersebut dipegang oleh Suryo Agung Wibowo dengan catatan waktu 10,17 detik yang dibukukan pada SEA Games 2009 Laos. “Alhamdulillah bisa memecahkan rekornas, karena memang sejak awal sudah menjadi harapan Lalu untuk mecahin rekornas Suryo Agung” kata pelatih lari jarak pendek PB PASI Eni Nuraeni dalam keterangan resminya.

Sebelumnya, Zohri pernah berhasil menjadi jura dunia di Kejuaraan Junior Atletik di Finlandia dengan catatan waktu 10,18 detik. Sementara pada Kejuaraan Atletik Asia 2019, Zohri mampu masuk final setelah menempati urutan kedua setelah pelari asal Jepang Yoshihide Kiryu yang finis terlebih dahulu dengan waktu 10,12 detik.

Kejuaraan Atletik Asia menjadi turnamen kedua yang diikuti Zohri pada tahun ini. Sebelumnya ia tampil di Malaysia Open Grand Prix akhir Maret lalu. Turun di nomor lari 100 meter, Zohri berhasil merebut medali emas dengan catatan waktu 10,20 detik.

Pecahnya rekornas nomor 100 meter ini juga mendapatkan perhatian dari mantan atlet nasional Fadlin. Bahkan, mantan atlet yang juga berasal dari Nusa Tenggara Barat itu berkicau di akun media sosialnya.

“Alhamdulillah. Lalu Zohri pecah rekor nasional 10.15. Rekor lama atas nama @suryoagung100m,” tulisnya di akun Instagram.

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini