MATA INDONESIA, JAKARTA-Para ilmuan di New Mexico, Amerika Serikat (AS) dibuat penasaran dengan kematian massal ratusan ribu burung yang sedang dalam perjalanan migrasi tahunan.
Diketahui, bahwa burung-burung dari beragam spesies itu, salah satunya burung gereja, disebut sempat bertingkah aneh sebelum akhirnya mati secara massal. Tak hanya itu mereka selalu terlihat bergerombol dan tak mau makan apapun.
Berdasarkan penelitian dari sebagian bangkai burung yang diambil, Profesor ekologi di NMSU, Martha Desmond menyebut, bahwa kematian massal ini kemungkinan disebabkan beberapa faktor.
Pertama mulai dari kekeringan atau migrasi terlalu awal lantaran adanya kebakaran hutan di sebagian wilayah AS. Atau bisa juga terkait udara dingin yang tak biasanya dan hujan salju lebih awal di New Mexico.
“Namun demikian, seharusnya itu tidak cukup untuk membunuh mereka. Burung migrasi justru terbantu dengan adanya massa udara dingin yang mendorong mereka,” katanya.
Bahkan sebelum terjadinya udara dingin, banyak bangkai burung yang juga sudah ditemukan. Tim Desmond saat ini sedang menganalisis dari mana persisnya para burung itu berasal. Oleh sebab itu, warga diminta melapor jika menemukan bangkai burung di lokasi mereka untuk membantu penelitian.
“Setiap orang yang menemukan bangkai burung bisa memotretnya atau cukup menulis deskripsi untuk diupload di aplikasi. Hal itu akan membantu kami memonitor seberapa besar sebenarnya skala kematian massal ini,” ujar pemimpin proyek aplikasi ini, Allison Salas.
Dalam sebuah teori, Desmond mengatakan, bahwa kebakaran hutan yang terjadi di AS telah memaksa burung itu bermigrasi lebih awal dari biasanya walaupun cadangan lemak di tubuh mereka tidak cukup sebagai sumber energi.
Faktor itulah yang membuat kondisi mereka buruk dan akhirnya tak mampu bertahan. Terlebih lagi jika mereka harus mengambil rute berbeda untuk menghindari asap kebakaran.
Selain itu, kondisi kekeringan serta makin berkurangnya populasi serangga sebagai makanan juga membuat mereka mengalami situasi yang semakin runyam.
Apalagi perubahan iklim juga tak bisa dikesampingkan karena membuat bencana kebakaran atau angin topan makin intens. Sehingga, hal ini membuat burung atau makhluk lain makin menderita.
“Perubahan iklim memainkan peran di sini. Kita kehilangan tiga miliar burung di AS sejak 1970 dan kita juga mengalami penurunan tajam serangga, jadi peristiwa saat ini mengerikan buat populasi mereka,” katanya.
Sementara itu, teori lain terkait kematian burung yang mendadak dan berjumlah sangat besar ini mungkin terkait dengan angin kencang yang melanda New Mexico. Sebab, angin itu membuat kondisi para burung makin lemah.
“Selama migrasi adalah waktu yang sangat bikin stress buat burung-burung itu. Mereka berada dalam potensi kelaparan dan harus survive saat migrasi,” kata Executive Director Audubon New Mexico, Jon Hayes.