Minus Trump, 3 Mantan Presiden AS Berkomitmen Bantu Pengungsi Afghanistan

Baca Juga

MATA INDONESIA, WASHINGTON – Mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Bill Clinton, George W Bush, dan Barack Obama bergabung untuk membantu dan mendukung para pengungsi Afghanistan yang saat ini menetap di Negeri Paman Sam usai penarikan pasukan AS pada akhir Agustus lalu.

Mantan pemimpin AS dan istri mereka akan menjadi bagian dari Welcome.US, sebuah koalisi dengan latar belakang advokasi, bisnis AS, dan para pemimpin lainnya yang diluncurkan pada Selasa (14/9), demikian pernyataan pihak Welcome.US.

Koalisi ini berkomitmen membantu puluhan ribu warga Afghanistan yang melarikan diri dari negara mereka sebagai bagian dari evakuasi pemerintahan Presiden Joe Biden untuk bermukim kembali di AS dengan memobilisasi dukungan dan sukarelawan.

Mayoritas pengungsi mengatakan bahwa mereka akan menghadapi risiko jika tetap berada di Afghanistan yang saat ini dipimpin oleh Taliban. Hal ini karena mereka bekerja dengan AS dan pasukan sekutu atau dengan badan-badan internasional di tengah perang selama 20 tahun.

Bush melancarkan invasi ke Afghanistan tahun 2001, menyusul serangan 11 September di New York dan Washington, DC. Perang berlanjut di bawah Presiden Obama, Donald Trump, dan Joe Biden, hingga penarikan AS pada 31 Agustus.

“Ribuan orang Afghanistan berdiri bersama kami di garis depan untuk mendorong dunia yang lebih aman, dan sekarang mereka membutuhkan bantuan kami. Kami bangga mendukung Welcome.US dan pekerjaan untuk membantu keluarga Afghanistan menetap dan membangun kehidupan baru,” kata George W Bush dan istrinya Laura.

“Kami siap menunjukkan kepada tetangga baru Afghanistan kami dan seluruh dunia bagaimana semangat yang ramah dan murah hati membentuk tulang punggung dari apa yang membuat negara kami begitu hebat,” sambung mereka, melansir Al Jazeera.

Koalisi ini juga mendapat dukungan dari lebih dari 280 orang dan entitas, termasuk bisnis AS seperti Microsoft Corp, Starbucks Corp, CVS Health Corp dan AirBnB Inc, serta banyak organisasi nirlaba, kelompok veteran, dan agen pemukiman.

Beberapa gubernur dan walikota saat ini dan mantan Partai Republik dan Demokrat juga terlibat, serta novelis Afghanistan-Amerika Khaled Hosseini dan jenderal AS Stanley McCrystal, yang memimpin pasukan AS dan NATO di Afghanistan pada 2009-2010.

Sejumlah pemimpin negara bagian dan lokal AS mengatakan mereka akan menyambut pengungsi Afghanistan ke dalam komunitas mereka, meskipun imigrasi tetap menjadi masalah yang memecah belah di kantong negara.

Puluhan ribu pengungsi diterbangkan keluar dari Afghanistan dalam beberapa pekan terakhir dalam penarikan tergesa-gesa yang mengundang kritik tajam.

Partai Republik menyatakan keprihatinan bahwa warga Afghanistan yang tiba di AS belum melalui pemeriksaan keamanan dan beberapa mungkin tanpa dokumen identitas.

Pemerintahan Presiden Joe Biden bekerja untuk menampung sebanyak 50 ribu pengungsi di pangkalan militer di AS. Yang lainnya tetap berada di pusat pemrosesan di dekat bandara AS tempat mereka mendarat, dan lebih banyak pengungsi berada di instalasi AS di luar negeri. Sementara itu, penerbangan dari Afghanistan ke AS ditangguhkan di karena wabah campak.

Biden secara terpisah telah menunjuk diplomat veteran Lee Wolosky, yang sebelumnya bertugas di bawah pemerintahan Bush dan Obama, untuk mengoordinasikan pemukiman kembali mereka dengan Gedung Putih dan Dewan Keamanan Nasional.

Mantan Presiden Partai Republik Donald Trump tidak terdaftar sebagai bagian dari Welcome.US. Begitupun dengan mantan Presiden Jimmy Carter, yang berusia 96 tahun dan memiliki serangkaian masalah kesehatan dalam beberapa tahun terakhir.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Upaya Presiden Jokowi Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja Melalui Pengesahan UU Cipta Kerja

Oleh: Teguh Ahmad Insani )* Undang-Undang (UU) Cipta Kerja, yang disahkan pada tahun 2020, merupakan salah satu langkah strategis pemerintahan...
- Advertisement -

Baca berita yang ini