MATA INDONESIA, JAKARTA – Hingga kini nelayan maupun pembudi daya ikan terus berproduksi, namun ada kekhawatiran hasilnya tidak terserap. Kondinsi ini disebabkan masa pandemi COVID-19 di Indonesia yang tak menentu kapan berakhirnya.
Sebabnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengharapkan BUMN membeli produk perikanan masyarakat. Tujuannya untuk menjamin penyerapan hasil tangkapan nelayan dan produksi pembudi daya ikan di berbagai daerah.
“Mereka (nelayan atau pembudi daya) juga takut karena tidak ada jaminan harga imbas pandemi COVID-19. Jadi, kami harapkan adanya stimulus keuangan untuk membeli produk perikanan masyarakat. Apakah pemerintah yang membeli atau BUMN,” ujarnya di Jakarta, Minggu 5 April 2020.
Diakui Edy, pihak KKP saat ini sudah menyiapkan gudang pendingin (cold storage) yang dapat dipakai untuk menyimpan produk perikanan bila sewaktu-waktu pemerintah memutuskan membeli ikan dari nelayan maupun pembudi daya. Pun berharap optimalisasi penerapan sistem resi gudang (SRG) ikan sebagai penyangga harga hasil perikanan di tingkat nelayan dan pembudi daya.
“Kami miliki lebih dari 100 ribu (ton kapasitas) cold storage yang masih idle. Seandainya ada bantuan keuangan dari pemerintah untuk membeli produk perikanan masyarakat, dapat ditempatkan di cold storage,” kata dia.
Sebelumnya, KKP menyiapkan strategi untuk terus melakukan pemantauan ketersediaan, perkembangan pasokan, dan harga ikan di Indonesia guna mengantisipasi dampak COVID-19 terhadap usaha perikanan.
“Saat ini pemantauan dilakukan melalui telekomunikasi dengan berbagai sumber antara lain pihak pelabuhan perikanan, sentra produksi budi daya, eksportir, pengelola gudang beku dan pasar retail,” kata Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Nilanto Perbowo.
Adapun lokasi pemantauan yang telah dilakukan di antaranya Bali, Jakarta, Surabaya, Kendari, Purwakarta, Bekasi, Pekalongan, Trenggalek, Malang, Cilacap, Indramayu, Tegal, Gunung Kidul, Bitung, Makasar, dan Ternate.