Melihat Tradisi Unik Perayaan Idul Adha di Negara-negara Muslim

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Hari tepatnya, 10 Juli 2022, semua umat muslim dunia merayakan Hari Raya kurban atau Hari Raya Haji.

Idul Adha dirayakan untuk memperingati sebuah kisah yang diceritakan dalam Al-Qur’an, ketika Nabi Ibrahim AS diperintahkan untuk mengorbankan putranya, Nabi Ismail AS, sebagai pembuktian ketakwaan kepada Allah SWT.

Nabi Ibrahim AS kemudian mengikuti perintah tersebut sebagai tanda keimanannya yang sempurna. Akan tetapi, begitu akan memotong leher Nabi Ismail AS, Allah SWT segera menggantinya dengan seekor kambing berukuran besar.

Dari kisah tersebut, umat muslim yang mampu secara ekonomi diperintahkan untuk berkurban hewan ternak terbaik yang dagingnya akan diberikan kepada mereka yang kurang mampu.

Bagaimana Idul Adha dirayakan di negara-negara muslim selain Indonesia? Berikut ulasannya

Uni Emirat Arab

Di Uni Emirat Arab, Pemerintah biasanya menjadikan peringatan 10 Zulhijah sebagai hari libur nasional, paling sedikit sebanyak tiga hari.

Perayaan Idul Adha dimulai dengan diawali oleh sholat Idul Adha, kemudian dilanjutkan dengan saling bersilaturahmi.

Dalam tiga hari berikutnya, masyarakat biasanya merayakannya dengan makan-makan besar bersama keluarga besar yang datang dari jauh. Masyarakat juga menghias rumah-rumah dengan berbagai dekorasi khas Idul Adha.

Mesir

Di Mesir, Idul Adha dirayakan lebih meriah dibandingkan dengan Idul Fitri. Masyarakat Mesir menyebut Idul Adha dengan Idul Akbar.

Perayaan dimulai dari sholat Idul Adha dan diikuti dengan kegiatan berkumpul keluarga besar sambil menyantap hidangan yang telah disiapkan pada hari atau malam sebelumnya.

Pembagian daging kurban dilakukan secara besar-besaran, biasanya melalui organisasi amal di lapangan, atau bahkan langsung di rumah orang-orang kaya.

India

Masyarakat muslim India biasanya mengenakan pakaian terbaru dan terbaik yang mereka miliki.

Umat muslim India akan melaksanakan kurban dilapangan terbuka dan disaksikan langsung oleh masyarakat yang bersilaturahmi dengan tetangga.

Pembagian hewan kurban juga dilakukan secara besar-besaran di lapangan-lapangan dan rumah-rumah orang kaya

Iran

Umat muslim di Iran merayakan Idul Adha dengan mengenakan pakaian formal yang biasanya disebut Namaz Eid. Selama Idul Adha, masjid-masjid biasanya menyiarkan pembacaan ayat-ayat Al Qur’an.

Orang Iran biasanya menyebut Idul Adha sebagai Idul Garam karena hidangan yang disajikan pada Idul Adha hampir seluruhnya daging-dagingan yang digarami.

Daging biasanya dimasak menjadi berbagai jenis kebab, kari, dan berbagai olahan daging lainnya khas Timur Tengah.

Turki

Sama seperti perayaan di negara muslim lainnya, Idul Adha dimulai dengan sholat Idul Adha dan dilanjutkan dengan bersilaturahmi ke sanak saudara dan tetangga.

Kendati demikian, ada salah satu tradisi unik kurban di Turki. Di beberapa wilayah, hewan kurban seperti kambing dan sapi akan didandani terlebih dahulu.

Biasanya masyarakat akan memberikan pita, memakaikan henna, dan memakaikan kain kepada hewan kurban sebelum dibawa untuk dikurbankan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Kebutuhan Pokok Tak Terdampak, Penyesuaian PPN 1 Persen Berpihak pada Rakyat

Oleh : Vania Salsabila Pratama )* Penyesuaian tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% yang akandiberlakukan mulai 1 Januari 2025 menjadi langkah strategis pemerintah dalammemperkuat stimulus ekonomi tanpa membebani rakyat.  Dalam kebijakan tersebut, kebutuhan pokok masyarakat tetap dibebaskan dari PPN, sehingga daya beli masyarakat berpenghasilan rendah tetap terjaga dengan baik. Langkah ini menegaskan bahwa pemerintah berpihak pada kelompok rentan sambilmemastikan keberlanjutan pembangunan nasional. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan bahwa prinsip keadilan dan gotong royong menjadi landasan kebijakan tersebut. Pemerintah memastikan PPN 0% berlaku untuk kebutuhan pokok, jasa pendidikan, kesehatan, serta angkutanumum.  Hal tersebut menunjukkan komitmen pemerintah dalam melindungi kelompokmasyarakat yang paling membutuhkan. Selain itu, pemerintah juga memberikansubsidi untuk barang seperti tepung terigu, gula industri, dan Minyak Kita.  Dukungan tersebut diiringi dengan alokasi stimulus senilai Rp265,6 triliun pada tahun 2025 yang diarahkan pada perlindungan sosial dan insentif perpajakan. Mayoritas manfaat dari insentif tersebut dinikmati oleh rumah tangga, UMKM, dan dunia usaha. Sri Mulyani menjelaskan bahwa pajak adalah instrumen penting dalampembangunan berkelanjutan. Dengan penyesuaian tarif PPN, pemerintah memilikiruang lebih luas untuk memperkuat pembiayaan subsidi dan bantuan sosial.  Kebijakan tersebut menjadi wujud nyata dari prinsip keadilan, di mana masyarakatyang mampu membayar pajak sesuai kewajiban, sedangkan kelompok tidak mampumendapatkan perlindungan bahkan bantuan langsung. Langkah ini tidak hanyamendukung keberlanjutan fiskal, tetapi juga menjadi bagian integral dalammendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto turut menjelaskanbahwa kebijakan ini adalah implementasi amanah dari Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP). Pada Pasal 7 ayat 1 UU HPP disebutkan bahwa tarif PPN sebesar 12% berlaku paling lambatpada...
- Advertisement -

Baca berita yang ini