Masyarakat Menyambut Baik Kenaikan Harga Rokok

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Awal Februari ini, pemerintah resmi menaikkan tarif cukai  hasil tembakau (CHT) sebesar 12,5 persen. Kebijakan itu tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 198/PMK.010/2020 itu turut mengerek harga jual eceran beberapa jenis rokok.

Namun, memang tidak semua golongan atau jenis rokok dinaikkan tarif cukainya. Hanya jenis Sigaret Kretek Mesin (SKM) dan Sigaret Putih Tangan (SPT) yang tarif cukainya naik. Untuk kategori SKM cukainya naik 13,8-16,9 persen tergantung golongan, sementara untuk SPM naik 16,5-18,4 persen.

Dengan adanya kenaikan ini, beberapa masyarakat ikut berkomentar, seperti yang diungkapkan oleh Ibnu Erlangga, dirinya setuju sekali dengan keputusan pemerintah tersebut, meski pun dia sendiri seorang perokok.

“Menurut saya bagus banget sih dengan adanya peraturan ini. Mau nggak mau jadi banyak yang perlahan berhenti merokok,” katanya.

Berbeda diungkapkan oleh Aip Jamil. Dirinya tidak menyatakan setuju atau tidak, tapi malah memikirkan cara bisa tetap merokok namun tetap hemat.

“Sebagai anak kost, paling saya beli rokonya ketengan. Kalau enggak ya patungan pas lagi nongkrong. Tapi anak muda sekarang sudah banyak yang beralih pakai rokok elektronik. Katanya sih lebih hemat. Saran saya sih, biar lebih hemat beli tembakau dan melintingnya sendiri. Emang agak ribet, tapi lebih hemat. ” kata mahasiswa semester tujuh ini.

Seorang karyawan swasta bernama Lucky Satria mengatakan seorang perokok aktif.

“Sebagai perokok aktif, menurut saya kenaikan ini membuat kaget. Harga untuk beberapa merk naik cukup fantastis. Tapi karena rokok sudah kayak kebutuhan, mau dinaikkan berapa pun tetap saja dibeli,” katanya.

Dody Rukmana seorang pekerja swasta mengatakan bagus atau enggaknya akan kebijakan ini tergantung dari tujuannya. “Secara rokok katanya penyumbang pajak terbesar di Indonesia sehingga membantu perekonomian,” katanya.

Terpisah, ekonom Ryan Kiryanto mengatakan secara ekonomu kenaikan cukai rokok bisa berdampak ke ekonomi karena penerimaan APBN dari cukai meningkat sehingga bisa membiayai belanja pemerintah.

“Tentu kenaikan cukainya sudah dipertimbangkan masak-masak dan terukur sehingga bisa diterima produsen rokok maupun masyarakat konsumen,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

BEM Nusantara DIY Gelar Aksi Peringatan Hari Buruh Internasional

Mata Indonesia, Yogyakarta - BEM Nusantara DIY melakukan aksi peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day di Titik Nol Yogyakarta pada Rabu, 1 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini