Masjid Agung di Kota Mosul Dibangun Kembali Setelah Diledakan ISIS

Baca Juga

MATA INDONESIA, MOSUL – Masjid Raya al-Nuri di Kota Mosul, Irak direncanakan kembali dibangun akhir tahun 2021. Sebelumnya, Masjid yang dibuat pada abad ke 12 ini rusak parah setelah diserang oleh ISIS.

Pada Juni 2017, Masjid peninggalan abad ke 12 diledakan oleh ISIS yang terjadi saat pasukan pemerintah Irak berusaha merebut kembali Kota Mosul. Pertempuran di Kota Mosul berlangsung selama 9 bulan dengan menghancurkan sebagian kota, membunuh ribuan warga sipil serta sebanyak 900 ribu warga lain harus kehilangan tempat tinggal.

Delapan arsitek Mesir dipercaya untuk merekonstruksi Masjid yang didanai Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan menggunakan desain bernama “Courtyards Dialogue”. Pembangunan Masjid diperuntukkan bagi warga untuk membangkitkan semangat Kota Mosul.

Maket Rancangan Masjid Agung Mosul
Maket Rancangan Masjid Agung Mosul

”Pembangunan kembali Masjid, akan menjadi tonggak penting dalam proses memajukan rekonsiliasi kota setelah dilanda perang,” kata Pemimpin Badan PBB urusan Kebudayaan UNESCO, Audrey Azoulay.

Sedangkan, desain ruangan salat masih tetap sama seperti dulu. Nantinya akan ditambah dengan perluasan ruangan dan menggunakan cahaya alami sebagai penerangan.

Nama Masjid raya terinspirasi dari Penguasa Mosul dan Aleppo yang berhasil menyatukan pasukan Muslim dalam melawan Tentara Salib Kristen, Nur al-Din Mahmoud Zangi. Masjid tersebut dibuat pada 1172 olehnya sebelum meninggal 2 tahun kemudian.

Nur al-Din yang telah memerintah selama 28 tahun berperan penting dalam merebut Damaskus serta keberhasilan bagi Saladin. .

Saladin merupakan anak buah Nur al-Din yang berperan sebagai panglima perang di Mesir yang merebut kembali Yerusalem pada 1187 serta yang mendirikan Dinasti Ayyubiyyah.

Peninggalan Masjid Agung masih ada sebelum diledakkan ISIS pada 2017, berupa menara miring yang dijuluki al-Habda atau si Bungkuk yang telah rusak parah selama Pertempuran Mosul. Menara setinggi 45 meter itu diketahui miring oleh Ibnu Batutah saat mengunjungi Kota Mosul pada abad ke 14.

Para warga berkeyakinan, menara itu bungkuk saat Nabi Muhammad naik ke Surga. Namun, faktanya Nabi Muhammad meninggal ratusan tahun sebelum menara itu dibuat. Menara itu ditutupi dengan susunan batu bata rumit khas desain Iran serta kubahnya dibalut dengan plester putih.

Penyebab kemiringan menara tidak diketahui pasti, namun para ahli mengatakan kemiringan menara dikarenakan tekanan angin barat laut, efek matahari pada batu bata di sisi selatan, dan kulitas gipsum dalam menahan batu bata.

Tak hanya itu, bisa juga karena serangan bom hasil pertempuran Iran-Irak yang merusak pipa di bawah tanah sehingga menimbulkan limbah-limbah yang terkumpul dan melemahkan fondasinya.

Reporter : Rama Kresna Pryawan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Sambut Hari HAM Ius Humanum Gelar Talk Show soal “Perlindungan Terhadap Pekerja Non Konvensional : Pekerja Rumah Tangga”

Mata Indonesia, Yogyakarta - Dalam rangka menyambut peringatan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) yang jatuh pada 10 Desember 2024, kali ini Ius Humanum menyelenggarakan Talkshow dan Diskusi Film dengan Tema, "Perlindungan terhadap Pekerja Non-Konvensional : Pekerja Rumah Tangga" yang bertempat di Pusat Pastoral Mahasiswa Daerah Istimewa Yogyakarta (PPM DIY).
- Advertisement -

Baca berita yang ini