Masih Bisa Berjemur, Jaksel dan Jaktim Baru Diguyur Hujan di Sore Hari

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Gaes, bagi kalian warga Jakarta Timur dan Selatan kalau sempat berjemur dari pagi hingga siang ini masih bisa dilakukan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi, Jumat 13 Agustus 2021 kedua wilayah ini diperkirakan diguyur hujan hari menjelang sore hari.

”Waspada potensi hujan disertai kilat/petir di wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur pada sore hari.” demikian peringatan BMKG di laman resminya, Jumat, 13 Agustus 2021.

BMKG memperkirakan hujan ringan sudah terjadi di dua wilayah itu sejak siang. Sementara itu, empat kota administratif DKI diramal cerah berawan.

Pada malam hari, sebagian wilayah DKI yakni Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur diguyur hujan ringan. Sementara tiga wilayah lain diperkirakan berawan.

Awan diperkirakan masih menggantung di langit Ibu Kota hingga pergantian hari. Suhu di Jakarta diramal mencapai 24-33 derajat celsius. Sementara itu kelembapan tercatat 60-85 persen.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Kemandirian Pangan dan Energi di Papua Menjadi Pilar Strategis Pembangunan Nasional

Oleh: Markus Yikwa *) Agenda kemandirian pangan dan energi kembali menempati posisi sentral dalam arah kebijakanpembangunan nasional. Pemerintah secara konsisten menegaskan bahwa ketahanan negara tidakhanya diukur dari stabilitas politik dan keamanan, tetapi juga dari kemampuan memenuhikebutuhan dasar rakyat secara mandiri dan berkelanjutan. Dalam konteks ini, Papua ditempatkansebagai salah satu wilayah kunci, baik untuk mewujudkan swasembada pangan maupunmemperkuat fondasi kemandirian energi berbasis sumber daya domestik seperti kelapa sawit. Upaya percepatan swasembada pangan di Papua mencerminkan pendekatan pemerintah yang lebih struktural dan berjangka panjang. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam berbagaikesempatan menekankan bahwa defisit beras di Papua tidak dapat diselesaikan hanya dengandistribusi antarpulau, melainkan harus dijawab melalui peningkatan kapasitas produksi lokal. Dengan kebutuhan beras tahunan yang jauh melampaui produksi eksisting, pemerintah memilihstrategi pencetakan sawah baru secara masif sebagai solusi konkret. Pendekatan ini menunjukkankeberanian negara untuk menyelesaikan masalah dari hulunya, bukan sekadar menambalkekurangan melalui mekanisme pasar jangka pendek. Kebijakan pencetakan sawah baru di Papua, Papua Selatan, dan Papua Barat tidak berdiri sendiri. Pemerintah juga menyiapkan dukungan menyeluruh berupa penyediaan benih unggul, pupuk, pendampingan teknologi, hingga pembangunan infrastruktur irigasi dan akses produksi. Sinergiantara pemerintah pusat dan daerah menjadi prasyarat utama agar program ini tidak berhentisebagai proyek administratif, melainkan benar-benar mengubah struktur ekonomi lokal. Denganproduksi pangan yang tumbuh di wilayahnya sendiri, Papua tidak hanya mengurangiketergantungan pasokan dari luar, tetapi juga membangun basis ekonomi rakyat yang lebihtangguh. Lebih jauh, visi swasembada pangan yang disampaikan Mentan Andi Amran Sulaiman menempatkan kemandirian tiap pulau sebagai fondasi stabilitas nasional....
- Advertisement -

Baca berita yang ini