Mantan Jaksa Agung Terlibat Upaya Penculikan 43 Siswa

Baca Juga

MATA INDONESIA, MEXICO CITY –  Mantan Jaksa Agung, Jesus Murillo menjadi terdakwa dugaan pelanggaran hak asasi manusia dan penculikan.

Ia dituduh terlibat dalam kasus hilangnya 43 siswa pada tahun 2014.

Insiden penculikan 43 siswa dari Sekolah Guru Pedesaan Ayotzinapa terjadi di negara bagian barat daya Guerrero.

Otoritas kehakiman setempat pada 31 Agustus 2022 mengatakan sudah cukup bukti untuk mendengarkan dakwaan terhadap mantan Jaksa Agung tersebut.

Keluarga korban penculikan dan kelompok hak asasi manusia di Mexico menyerukan protes pada Hari Internasional Korban Penghilangan Paksa, 30 Agustus 2022.

Keluarga korban berupaya melakukan langkah-langkah untuk mencari keadilan dalam kasus penculikan tersebut.

Masyarakat Mexico menginginkan lebih banyak pelaku diseret ke pengadilan.

Dalam hal ini Pemerintah Mexico menganggap kasus tersebut merupakan pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan negara.

Melansir Reuters 52.000 mayat tidak dikenal ditemukan dan 105.000 orang dinyatakan hilang akibat kelakuan mantan Jaksa Agung itu.

Sebanyak 5000 di antaranya merupakan jumlah korban yang baru diidentifikasi pada Mei 2022.

Hal tersebut membuat para aktivis terus melakukan protes ke pemerintah.

Kerabat korban maupun para aktivis mengeluhkan kurangnya investigasi yang efektif dalam penanganan kasus orang hilang.

Terjadinya penangkapan mantan Jaksa Agung tersebut juga menandai telah terjadi pelanggaran hak asasi manusia terburuk dalam sejarah Mexico.

Kepala United Nations Human Rights (UNHR), Michelle Bachelet, mengatakan seluruh kejadian yang terkait dengan kosep keamanan suatu negara patut untuk diteliti lebih lanjut.

Dengan masalah penculikan yang tidak kunjung usai, tentu pihak keamanan yang perlu diselidiki.

Pejabat bagian hak asasi manusia, Alejandro Encinas, mengakui segala macam cara untuk menyelesaikan masalah ini belum menemukan titik temu.

Sementara itu, level kejahatan di Mexico terutama pembunuhan, penculikan untuk tebusan, dan pemerasan semakin hari semakin meningkat.

Selanjutnya, tren kejahatan ini semakin tidak terkendali semenjak terjadinya pendemi Covid-19 pada tahun 2020 lalu.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Komitmen Pemerintah Wujudkan Kemandirian Ekonomi Papua Melalui Lumbung Pangan Nasional

*) Oleh : Ratna Juwita Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto telah menunjukkankomitmen kuat untuk melakukan pembangunan Lumbung Pangan Nasional di Kabupaten Merauke, Papua. Melalui program ini, diharapkan Papua tidak hanyamenjadi daerah yang mandiri dalam hal pangan, tetapi juga menjadi motor perekonomian yang memberikan dampak positif bagi seluruh masyarakat.  Sejak diluncurkan, program Lumbung Pangan Nasional yang berbasis di KabupatenMerauke ini mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak. Salah satunya adalahtokoh masyarakat adat Papua, Bonefasius Muenda, yang mengungkapkan bahwaPresiden Prabowo Subianto memiliki perhatian besar terhadap pembangunan di Papua. Menurut Muenda, upaya pemerintah untuk menjadikan Merauke sebagai Lumbung Pangan Nasional mencerminkan niat tulus Presiden Prabowo untuk menyejahterakanmasyarakat Papua. Hal ini tidak hanya terlihat dari kebijakan yang digulirkan, tetapijuga dari langkah konkret yang telah diambil untuk membangun infrastrukturpendukung, membuka lapangan pekerjaan, serta mendorong keterlibatan masyarakatdalam proses pembangunan. Menurutnya, program ini akan memberikan dampak langsung terhadap ekonomimasyarakat setempat, yang selama ini lebih banyak bergantung pada sektortradisional dan terbatas pada kegiatan pertanian subsisten. Melalui Lumbung Pangan Nasional, Merauke akan menjadi daerah yang tidak hanyamengelola hasil pertanian untuk kebutuhan lokal, tetapi juga untuk mendukungketahanan pangan nasional. Dengan lahan yang subur dan potensi besar dalamsektor pertanian, Merauke menjadi pilihan ideal untuk menjadi pusat produksi pangan, baik untuk konsumsi lokal maupun ekspor. Kemudian, Presiden Prabowo juga akan membangun sejumlah infrastrukturpendukung berupa dermaga di Wanam dan jalan sepanjang 135 kilometer dariWanam ke Muting. Infrastruktur tersebut akan memberikan akses bagi petani untukmengangkut alat-alat pertanian dan hasil panen. Dengan kondisi lahan yang rata dan berawa,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini