Malioboro Jadi Kawasan Bebas Asap Rokok, Melanggar Didenda Rp 7,5 Juta

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Pemerintah Kota Yogyalarta makin memperketat aturan pengunjung yang ingin datang ke jalan Malioboro. Terbaru, jalan legendaris ini resmi menjadi kawasan tanpa rokok (KTR) sejak Kamis 12 November 2020. Bagi pengunjung yang melanggar bakal didenda maksimal yaitu Rp 7,5 juta.

Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan bahwa sebenarnya KTR di Malioboro sudah dimulai Maret lalu. Namun, sayang saat itu pandemi corona mulai mewabah.

“Tidak boleh merokok dari kemarin kita deklarasikan. Sebenarnya sudah mau deklarasi 24 Maret. Tapi 20 Maret kita tanggap darurat jadi kita undur dan kita mulai lagi kemarin 12 November,” kata Heroe.

Sementara soal denda, Heroe mengatakan belum diberlakukan selama sebulan ini karena masih tahap sosialisasi. Menurutnya aturan denda ini sudah diatur pada Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2 Tahun 2017.

Pengunjung Malioboro masih boleh merokok tetapi di tempat khusus merokok seperti Taman Parkir Abu Bakar Ali, utara Malioboro Mal, utara Ramayana dan lantai III Pasar Beringharjo.

“Kalau perda tanpa rokok sudah ada sanksi yang besarnya Rp 7,5 juta. Di sepanjang Malioboro kecuali di tempat yang disediakan untuk merokok. Jadi bahasanya tidak boleh merokok sembarangan kecuali di tempat yang disediakan untuk merokok,” katanya.

Selama masa sosialisasi ini pihaknya menggandeng Jogoboro hingga Dinas Kesehatan. Nantinya jika sudah selesai sosialisasi, penindakan akan dilakukan Satpol PP.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Komitmen Pemerintah Wujudkan Kemandirian Ekonomi Papua Melalui Lumbung Pangan Nasional

*) Oleh : Ratna Juwita Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto telah menunjukkankomitmen kuat untuk melakukan pembangunan Lumbung Pangan Nasional di Kabupaten Merauke, Papua. Melalui program ini, diharapkan Papua tidak hanyamenjadi daerah yang mandiri dalam hal pangan, tetapi juga menjadi motor perekonomian yang memberikan dampak positif bagi seluruh masyarakat.  Sejak diluncurkan, program Lumbung Pangan Nasional yang berbasis di KabupatenMerauke ini mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak. Salah satunya adalahtokoh masyarakat adat Papua, Bonefasius Muenda, yang mengungkapkan bahwaPresiden Prabowo Subianto memiliki perhatian besar terhadap pembangunan di Papua. Menurut Muenda, upaya pemerintah untuk menjadikan Merauke sebagai Lumbung Pangan Nasional mencerminkan niat tulus Presiden Prabowo untuk menyejahterakanmasyarakat Papua. Hal ini tidak hanya terlihat dari kebijakan yang digulirkan, tetapijuga dari langkah konkret yang telah diambil untuk membangun infrastrukturpendukung, membuka lapangan pekerjaan, serta mendorong keterlibatan masyarakatdalam proses pembangunan. Menurutnya, program ini akan memberikan dampak langsung terhadap ekonomimasyarakat setempat, yang selama ini lebih banyak bergantung pada sektortradisional dan terbatas pada kegiatan pertanian subsisten. Melalui Lumbung Pangan Nasional, Merauke akan menjadi daerah yang tidak hanyamengelola hasil pertanian untuk kebutuhan lokal, tetapi juga untuk mendukungketahanan pangan nasional. Dengan lahan yang subur dan potensi besar dalamsektor pertanian, Merauke menjadi pilihan ideal untuk menjadi pusat produksi pangan, baik untuk konsumsi lokal maupun ekspor. Kemudian, Presiden Prabowo juga akan membangun sejumlah infrastrukturpendukung berupa dermaga di Wanam dan jalan sepanjang 135 kilometer dariWanam ke Muting. Infrastruktur tersebut akan memberikan akses bagi petani untukmengangkut alat-alat pertanian dan hasil panen. Dengan kondisi lahan yang rata dan berawa,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini