MATA INDONESIA, KABUL – Meskipun kematian dan kekerasan adalah hal yang lumrah di Afghanistan, sebuah ledakan bom tetap menjadi mimp buruk. Sebuah bom kembar meledak memecah kerumunan di luar bandara Kabul.
Seorang saksi mengisahkan bagaimana mengerikannya ledakan tersebut. Ia merasakan seseorang menariknya kakinya dari tanah, belum lagi gendang telinganya yang seolah tak lagi berfungsi akibat ledakan tersebut.
“Seolah-olah seseorang menarik kaki saya dari dalam tanah, untuk sesaat saya juga berpikir bahwa gendang telinga saya pecah dan saya kehilangan indera pendengaran saya,” kata pria itu, melansir Reuters, Jumat, 27 Agustus 2021.
“Saya melihat tubuh orang-orang terbang di udara seperti tornado membawa kantong plastic … ke udara. Saya melihat tubuh, bagian tubuh, pria tua dan terluka, perempuan dan anak-anak berserakan di lokasi ledakan,” sambungnya.
Saat itu ia berada dalam antrian di dekat Gerbang Biara bandara, namun sekitar pukul 05.00 sore waktu setempat, sebuah ledakan kuat meledak.
“Tidak mungkin melihat kiamat dalam kehidupan ini, tetapi hari ini saya melihat hari kiamat, saya menyaksikannya dengan mata kepala sendiri,” ucapnya.
Kabul telah mengalami serangan bunuh diri dalam 20 tahun terakhir atau ketika Taliban digulingkan dari kekuasaan. Sejak saat itu penduduk kota telah terbiasa dengan polisi dan tim keamanan yang menutup lokasi ledakan dan membawa pergi korban tewas dan terluka.
“Hari ini tidak ada yang menangani masalah ini dan memindahkan mayat dan yang terluka ke rumah sakit atau membawa mereka keluar dari pandangan umum,” kata saksi.
Mayat dan luka-luka tergeletak di jalan dan di saluran pembuangan. Air kecil yang mengalir ke dalamnya telah berubah menjadi darah.
“Secara fisik, saya baik-baik saja … tapi saya tidak berpikir luka mental dan syok yang saya alami dari ledakan hari ini akan membuat saya hidup normal,” tuntasnya.