MATA INDONESIA, YERUSALEM – Presiden Palestina, Mahmoud Abbas secara mengejutkan mengunjungi Israel. Dilaporkan Presiden Abbas bertemu dengan Menteri Pertahanan, Benny Gantz.
Kunjungan ke Israel merupakan perjalanan langka yang dilakukan oleh seorang pemimpin Palestina. Departemen Pertahanan Israel mengungkapkan bahwa Presiden Abbas dan Menhan Gantz akan berbincang seputar masalah keamanan dan sipil.
Gantz mengatakan kepada Abbas bahwa dia bermaksud untuk terus mempromosikan tindakan untuk memperkuat kepercayaan di bidang ekonomi dan sipil, seperti yang disepakati selama pertemuan terakhir mereka, demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Israel.
“Kedua sosok itu membahas masalah keamanan dan sipil,” tambahnya mengenai pertemuan yang dilaporkan media Israel berlangsung di rumah Gantz di Rosh HaAyin, Israel tengah, melansir France24, Rabu, 29 Desember 2021.
Pada akhir Agustus, Gantz mengunjungi markas besar Otoritas Palestina untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden Abbas, pertemuan resmi pertama pada tingkat seperti itu dalam beberapa tahun terakhir.
Tetapi setelah pembicaraan itu, Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett mengatakan bahwa tidak ada proses perdamaian yang sedang berlangsung dengan Palestina.
Sementara itu, Menteri Urusan Sipil Palestina Hussein al-Sheikh dalam akun Twitter-nya mengatakan bahwa Presiden Abbas dan Gantz membahas mengenai pentingnya menciptakan cakrawala politik yang mengarah pada solusi politik sesuai dengan resolusi internasional.
Partai oposisi Likud mengutuk pertemuan tersebut dan mengatakan bahwa konsesi yang berbahaya bagi keamanan Israel hanya masalah waktu. “Pemerintah Israel-Palestina telah menempatkan Palestina dan Abbas kembali dalam agenda … itu berbahaya bagi Israel,” tegas partai Likud.
Hubungan antara Israel dan Otoritas Palestina, yang berbasis di Tepi Barat yang diduduki Israel, telah memburuk secara substansial dalam beberapa tahun terakhir.
Pemimpin Likud Benjamin Netanyahu mengesampingkan masalah ini selama masa jabatannya, 2009 hingga 2021 sebagai perdana menteri dengan pembicaraan damai ditangguhkan pada 2014 sementara permukiman Yahudi di Tepi Barat yang diduduki Israel diperluas.
