MINEWS, INTERNASIONAL – Perubahan cuaca secara ekstrem di berbagai belahan dunia selama beberapa tahun belakangan ini benar-benar membawa dampak buruk. Seperti kabar perairan Kutub Utara yang terus menghangat, berakibat pada ditemukannya puluhan paus tewas selama beberapa pekan ini.
Tercatat sekitar 58 ekor paus abu-abu ditemukan mati di sepanjang West Coast, California sampai Alaska, AS sepanjang tahun ini. Ilmuwan yakin, perubahan suhu di kutub adalah sebab utamanya.
Data dari National Oceanic Atmospheric Administration (NOAA) menyebut temuan terbaru paus abu-abu yang mati berada di Turnagain Arm, pekan ini. Padahal, di kawasan tersebut, sangat jarang dijumpai paus melintas.
“Paus itu tampaknya kehabisan udara setelah bergerak ke utara dari Meksiko,” ujar Jubir NOAA, Michael Milstein, baru-baru ini.
Paus mati yang diperiksa sejauh ini kekurangan gizi. Hipotesis saat ini ialah hewan tersebut gagal makan cukup tahun lalu di lahan musim panas mereka di Laut Bering dan Chukchi di lepas pantai Alaska.
Menurut NOAA, di sanalah paus-paus itu melakukan banyak aktivitas makan tahunan dan tempat mengumpukkan lemak yang mencukupi sampai musim panas tahun depan.
Banyak paus yang mati ditemukan di San Francisco Bay dan Puget Sound di lepas pantai Seattle. Hewan itu mungkin singgah di sana untuk mencari makanan atau mereka bisa jadi kelelahan dan mereka mencari tempat untuk istirahat.
Tapi, NOAA menyebutm perairan Kutub Utara yang menghangat bukan satu-satunya soalan yang dihadapi saat ini. Masalah lainnya adalah populasi paus abu-abu Eastern North Pacific telah tumbuh sangat banyak, jadi sebanyak 27 ribu hewan.
“Mereka mungkin bersaing memperoleh makanan. Saat bertambah banyak populasi ikan paus, makin banyak pula ikan paus akan mati dari waktu ke waktu,” kata Milstein.
