MATA INDONESIA, JAKARTA – Gembong Narkoba Pablo Escobar memiliki sekelompok kuda nil yang kehidupannya kini harus bernasib sama dengan pemiliknya. Keberadaan kuda nil yang meresahkan warga akan dimusnahkan.
Dalam 30 tahun terakhir, namanya berusaha dihapus dari ingatan warga Kolombia karena kebengisannya membunuh sampai melawan hukum. Pablo Emilio Escobar Gaviria merupakan pendiri kartel Medelin dan menjadi orang pertama dalam sejarah yang memproduksi Narkoba secara illegal di sekitar Kolombia dan Mexico. Saat itu namanya juga tercatat sebagai salah satu orang terkaya di dunia.
Sebelum kematian menjemputnya, Pablo sempat memiliki sekelompok kuda nil yang menetap di kebun binatang pribadinya. Seekor jantan dan tiga ekor betina. Setelah Pablo terbunuh, pihak berwenang menyita properti bernama Hacienda Napoles dan kebun binatang milik Pablo. Hewan-hewan peliharaan di Hacienda Napoles kemudian dipindahkan ke sejumlah taman margasatwa di penjuru negeri, kecuali kuda nil.
Beberapa bulan kemudian saat diperiksa, sekelompok kuda nil milik Pablo sudah berhasil kabur. Keberadaan mereka diketahui warga berkeliaran seperti meneror tersebar di sepanjang Sungai Magdalena, salah satu saluran air utama di Kolombia.
Para ilmuwan mendata sebanyak 80 hingga 120 ekor kuda nil hidup di saluran-saluran air di Kolombia. Mereka juga menyatakan bahwa memusnahkan hewan-hewan itu merupakan satu-satunya cara untuk mengatasi dampak lingkungan yang ditimbulkan.
“Kami jelas-jelas merasa kasihan atas hewan-hewan itu, namun sebagai ilmuwan, kami harus jujur, bila kita tidak membunuh sebagian dari populasi mereka saat ini, situasinya bisa jadi tidak terkendali dalam 10-20 tahun mendatang,” kata pakar Biologi Kolombia Nataly Castelblanco-Martinez.
Agar hal tersebut tidak terjadi, mereka membayangkan skenario ideal 30 ekor kuda nil dimusnahkan atau dikebiri setiap tahun.
Berkembang Biak
Kuda nil Kokain tersebut telah memanfaatkan peluang berkembang biak. Binatang asli mereka di Afrika sulit untuk berkembang biak, mulai dari ancaman predator alami seperti singa dan buaya bahkan kekeringan tempat mereka tinggal. Sedangkan di Amerika Selatan, peluang mereka untuk berkembang biak sangat mudah, tidak terancam predator-predator alami, dan kondisi cuaca yang mendukung tidak seperti Afrika.
“Studi menunjukkan bahwa kuda-kuda nil itu mulai bereproduksi lebih mudah ketimbang yang di Afrika,” ujar Castelblanco.
Keberadaan mereka bisa berdampak pada ekosistem lokal, seperti ancaman bagi lembu laut dan ikan yang hidup di sungai-sungai besar Kolombia. Menurut warga setempat, seringkali mereka berjumpa dengan kuda-kuda nil tersebut. Kehadirannya membuat takut dan khawati warga
“Sudah ada penampakan kuda nil sejauh 370 km dari Hacienda Napoles,” tambah Castelblanco.
Pengebirian Kuda Nil
Castelblanco dan para koleganya bukanlah ilmuwan yang pertama mengusulkan pemusnahan.
Pada 2009, Carlos Valderrama mengebiri seekor “kuda nil kokain” sebagai bagian dari eksperimen untuk mempelajari dan mengendalikan populasi kuda nil yang terus bertambah.
“Walau sudah dibius, kuda nil itu hampir menjungkirbalikkan derek yang kami gunakan untuk menjalani prosedur kebiri,” kata Valderrama.
Dokter hewan itu melanjutkan bahwa pelajaran penting dari eksperimen tersebut adalah pengebirian saja bukanlah opsi, terutama mengingat biayanya sebesar USD 50.000.
“Banyak dari kuda nil itu hidup di alam liar. Tidak mungkin untuk mendekati mereka dengan mudah. Sementara itu, mereka akan tetap bereproduksi. Kuda nil itu mahluk yang berpoligami, artinya seekor jantan bisa menghamili banyak betina,” lanjut Valderrama.
Ancaman Pembunuhan
Nataly Castelblanco menerima pelecehan dan ancaman pembunuhan lewat media sosial. Pasalnya, saat Pablo masih hidup, kuda nil miliknya dipertontonkan layaknya kebun binatang yang juga itu bagian dari pencitraan yang Pablo lakukan agar dekat dengan masyarakat. Namun, setelah warga mengetahui apa yang ingin dilakukan Castelblanco, warga marah terhadapnya.
Masalah yang Disebabkan Kuda Nil
Pada 2016 serangan kuda nil telah membunuh sedikitnya 500 orang tiap tahun di Afrika. Belum ada laporan kematian akibat kuda nil di Kolombia. Mei 2020, media massa setempat melaporkan bahwa seorang buruh tani luka parah karena serangan seekor kuda nil di Kota Puerto Triunfo, dekat Hacienda Napoles.
Pakar Biologi Conare di Lembaga Lingkungan Hidup Pemerintah Kolombia David Echeverri, mengakui bahwa opini publik telah menghambat upaya untuk membunuh kuda nil yang kemungkinan tidak akan segera terjadi
“Ini topik yang membelah masyarakat, itulah mengapa kami harus tetap mencari solusi lain,” katanya.
Reporter : Rama Kresna Pryawan