MATA INDONESIA, JAKARTA – Pertumbuhan ekonomi RI di awal tahun 2020 cukup terpukul oleh beberapa faktor, salah satunya masalah virus corona. Kondisi ini menghambat pertumbuhan ekosistem ekonomi dunia yang berimbas ke Indonesia.
Pengamat Indef Bhima Yudistira memprediksi, dengan kondisi tersebut, ekonomi Indonesia diprediksi hanya tumbuh di kisaran angka 4,7 hingga 4,8 pada kuartai I 2020.
“Diprediksi di bawah 5 persen, artinya ada penurunan yang cukup tajam,” kata Bhima di Jakarta, mengutip Merdeka, Rabu 12 Februari 2020.
Selain dibayangi masalah corona, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga melemah karena tak adanya dorongan situasi musiman, seperti momen Ramadan atau lebaran. Hal itu tak mendongkrak konsumsi rumah tangga, ekonomi pun melesu.
Namun, Bhima optimistis, ekonomi Indonesia di kuartal II 2020 bisa saja membaik dengan bantuan kegiatan musiman, seperti kegiatan yang dijalani selama Ramadan dan perayaan Idul Fitri.
“Itu diharapkan bisa mendorong konsumsi rumah tangga. Selain itu, dari belanja pemerintah, masih ada support, misalnya tunjangan hari raya untuk PNS,” ujarnya.
Hanya saja sebagai catatan, di sisi lain, Bhima mengkhawatirkan soal investasi dan manufaktur yang akan mengalami perlambatan cukup dalam khususnya pada kuartal kedua.