MATA INDONESIA, NAYPYIDAW – Kepala junta militer Myanmar, Min Aung Hlaing dipastikan hadir pada KTT ASEAN yang akan dihelat di Indonesia pada 24 April. Ini akan menjadi perjalanan dan pertemuan luar negeri pertama sang pimpinan junta militer setelah merebut kekuasaan pada 1 Februari.
“Beberapa dari 10 pemimpin ASEAN, di antaranya Min Aung Hlaing, akan menghadiri pertemuan di Jakarta,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand, Tanee Sangrat, melansir Reuters.
Sementara politisi pro-demokrasi termasuk anggota parlemen digulingkan pada Jumat (16/4) mengumumkan pembentukan Pemerintah Persatuan Nasional (NUG), termasuk di dalamnya sang peraih Nobel Perdamaian, Aung San Suu Kyi, para pemimpin protes anti-kudeta, serta etnis minoritas.
NUG atau National Unitey Government for Myanmar telah menyerukan pengakuan internasional sebagai otoritas yang sah dan meminta undangan untuk menghadiri KTT ASEAN – menggantikan Min Aung Hlaing.
Negara-negara anggota ASEAN telah berulang kali mencoba mendorong pembicaraan antara junta militer dan pemerintah yang digulingkan. Akan tetapi, junta militer Myanmar hanya menunjukkan sedikit kesediaan untuk terlibat.
Myanmar berada dalam pergolakan sejak Min Auang Hlaing menggulingkan pemerintahan terpilih yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi. Sejak saat itu, sebanyak 728 warga sipil merenggang nyawa di tangan pasukan keamanan, berdasarkan laporan Kelompok Asosiasi Bantuan untuk Politik atau Assistance Association for Political Prisoners (AAPP).
Pada Sabtu (17/4), junta militer Myanmar, membebaskan 23.184 tahanan dari penjara di seluruh negeri di bawah amnesti Tahun Baru, kata Departemen Penjara. Sabtu adalah hari pertama Tahun Baru di Myanmar dan hari terakhir dari liburan lima hari yang biasanya ditandai dengan kunjungan ke kuil-kuil Budha serta pesta pora di jalanan.
Di antara tahanan yang dibebaskan, sebanyak 137 di antaranya merupakan orang asing dan akan segera dideportasi, kata televisi pemerintah Myanmar.
Di sisi lain, AAPP mengatakan junta militer Myanmar masih terus mencari 832 orang sehubungan dengan protes tersebut. Di antara mereka ada lebih dari 200 orang, termasuk beberapa aktor, penyanyi, dan selebritas internet, yang telah berbicara menentang kudeta.
Media pemerintah Myanmar mengumumkan nama 40 orang yang tengah berada dalam pencarian, 20 di antaranya adalah dokter. Mereka yang berada dalam pencarian berpotensi dijatuhi hukuman penjara tiga tahun.