Kritik Coach Justin untuk Timnas Indonesia: Irfan Jaya Egois, Beruntung Nggak Ada VAR

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Coach Justin Lhaksana mengkritik penampilan Timnas Indonesia lawan Singapura pada leg kedua semifinal Piala AFF 2020. Dia juga menyoroti pentingnya keberadaan VAR (Video Assistant Referee).

Indonesia lolos ke final setelah memenangkan laga lawan Singapura dengan agregat 5-3. Pada leg kedua, Skuat Garuda menang dengan skor 4-2.

Di laga itu, Indonesia nyaris tidak lolos menghadapi Singapura yang bermain dengan 9 pemain. Beruntung, kiper Nadeo Argawinata bisa menepis tendangan penalti di penghujung laga. Skor imbang 2-2 memaksa laga dilanjutkan ke babak tambahan 2×15 menit.

Di babak tambahan 2×15 menit, Singapura bermain dengan delapan pemain setelah kipe Hassan Sunny, yang tampil apik sepanjang laga, dikartu merah. Indonesia menambah dua gol di babak tambahaan.

Justin, yang merupakan mantan pelatih futsal Indonesia, mengkritik penampilan Skuat Garuda. Tim asuhan Shin Tae-yong kesulitan mencetak gol saat lawan bermain dengan 9 pemain di waktu normal sebelum kiper Singapura mendapat kartu merah di babak tambahan 2×15 menit.

“Para pemain nggak bisa kontrol. Justru dengan 10 pemain, Singapura lebih banyak counter (attack). Nggak ada sirkulasi bola cepat, lebih ke direct football, berusaha through pas yang nggak sampai, dan shooting yang terlalu jauh,” ujarnya, di channel YouTube-nya.

“Shooting yang terlalu jauh itu bolanya sampai ke Marina Bay. Beberapa kali lho, bukan satu-dua kali. Terus Irfan Jaya egois. Dua kali dia dapat peluang yang bisa seharusnya dia passing ke tengah, dia shooting sendiri,” katanya.

Coach Justin menilai, bisa saja laga Indonesia dan Singapura tak berlangsung se-ekstrem ini jika ada teknologi VAR. Apalagi dia menilai, gol kedua Indonesia yang dicetak Pratama Arhan berbau offside.

“Indonesia dapat ‘kado lagi’. (Singapura) main dengan sembilan pemain, tapi tetap nggak bisa kill the game. Kemudian, kita dapat gol offside menit ke-87,” ungkapnya.

“Kalau seandainya ada VAR, match ini nggak seekstrem ini. Kalau ada VAR, gol Arhan mungkin nggak disahkan. Inilah sepak bola AFF, lebih banyak otot daripada otak,” ungkapnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Nasib Guru Honorer Status R3, GMKI Kupang Temui Komisi I DPRD NTT

Minews.id, Kupang - Kebijakan terkait PPPK paruh waktu bagi kalangan guru honorer status R3 di wilayah NTT masih berpolemik....
- Advertisement -

Baca berita yang ini