Kontroversi di AS, Kemenkes RI: Vape Lebih Berbahaya dari Rokok

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA-Rokok elektrik atau vape beberapa belakangan ini jadi perbincangan serius di Amerika Serikat (AS) setelah ratusan warganya dilaporkan terserang penyakit paru-paru misterius.

Bahkan, kasus kematian akibat vape pun bertambah, laporan terakhir terdapat lima orang meninggal dunia diduga berhubungan dengan penggunaan vape.

Terkait hal ini, Anung Sugihantono, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengatakan bahwa vape memiliki risiko bahaya yang sama dengan rokok konvensional.

Bahkan menurutnya, dalam beberapa hal vape lebih berbahaya daripada rokok.
“Kemungkinannya kan termasuk alergi, poisoning, dan kandungan karsinogen,” katanya.

Saat ditanya apakah sejauh ini ada laporan penyakit paru-paru misterius yang dikaitkan dengan penggunaan vape di Indonesia, Anung mengatakan bahwa memang sejauh ini secara eksplisit belum ada.

Tetapi pihaknya ada mendapatkan laporan informal bahwa orang yang menggunakan vape jadi sering batuk dan terkena penyakit tertentu karena riwayat vape.

Sejauh ini, Kemenkes sendiri masih berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan kemauan masyarakat untuk menghindari penggunaan vape. Hal ini dilajukan melalui penyuluhan dan pesan-pesan kesehatan.

“Kami sudah mendiskusikan dan menyurati bahwa vape merupakan bagian dari rokok, masuk dalam terminologi rokok. Sehingga regulasinya bisa kena semua,” katanya.

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini