MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Annas Shuaibu terbangun usai mendengar suara tembakan dari sejumlah orang yang menyerbu asramanya yang terletak di barat laut Nigeria dalam serangan malam hari. Ia dan ratusan anak laki-laki lainnya ditangkap dan dipaksa keluar dari sekolah menuju hujan terdekat.
Setelah beberapa jam berjalan kaki melewati hutang, sejumlah orang bersenjata itu memerintahkan mereka untuk berhenti dan memperingatkan mereka untuk tidak mencoba melarikan diri.
“Mereka mengatakan bahkan jika Anda mencoba melarikan diri atau kami membiarkan Anda lari, Anda tidak akan pergi kemana-mana. Sebaliknya, kamu akan mati di hutan,” tutur Annas Shuaibu, salah satu anak laki-laki yang diculik, melansir Reuters.
Shuaibu yang berusia 16 tahun termasuk di antara 344 siswa yang diculik dari Sekolah Menengah Sains Pemerintah, sebuah sekolah berasrama khusus laki-laki yang berada di kota Kankara, negara bagian Katsina.
Anak-anak laki-laki itu ditahan selama enam hari sebelum pihak keamanan menyelamatkan mereka pada Kamis (17/12) dari hutan Rugu, kawasan hutan luas yang membentang di empat dari 36 negara bagian Nigeria.
Penculikan tersebut membuat Nigeria semakin mencekam dan mengingatkan memori kelam akan penculikan yang dilakukan Boko Haram tahun 2014 terhadap lebih dari 270 siswi sekolah di kota Chibok di timur laut.
Mengenakan kaftan berwarna biru kehijauan dan tersenyum lebar yang mengembang di wajahnya, saat bermain sepak bola dengan teman-teman di dekat rumahnya di Kankara, Shuaibu tampak riang sehari setelah dipertemukan kembali dengan keluarganya.
Akan tetapi, senyuman tersebut seketika lenyap dari wajahnya saat Shuibu menceritakan bagaimana kondisi di mana ia dan anak laki-laki lain yang diculik. “Saya sangat takut karena saya tidak tahu ke mana kami akan pergi,” sambungnya.
Shuaibu, yang dia tidak tahu pasti berapa banyak anak laki-laki yang ditahan, mengatakan bahwa anak laki-laki itu hanya menerima sedikit makanan, kadang-kadang terpaksa makan daun dan minum dari genangan air di hutan.
Seorang siswa lain yang dibebaskan mengatakan kepada Reuters, beberapa jam setelah anak laki-laki tersebut dibebaskan pada Jumat (19/12), para penculik awalnya membawa mereka ke tempat persembunyian.
“Tapi ketika mereka melihat jet tempur, mereka mengubah lokasi dan menyembunyikan kami di tempat lain. Mereka memberi kami makan, tapi jumlahnya sangat sedikit,” ungkap siswa yang tidak menyebutkan namanya.
Dalam video yang beredar, Kelompok Boko Haram mengaku bertanggung jawab atas penculikan tersebut. Kelompok Boko Haram sendiri memiliki rekan sejarah, mengubah tawanan menjadi pejuang jihadis atau menjadi bagian dari kelompok mereka.