Home Headline Kenapa Indonesia Ketergantungan pada Kedelai Impor? Ini Jawaban Mentan Syahrul

Kenapa Indonesia Ketergantungan pada Kedelai Impor? Ini Jawaban Mentan Syahrul

0
328
Mentan Syahrul Yasin Limpo gantikan Luhut Binsar Pandjaitan jadi menteri KKP
Mentan Syahrul Yasin Limpo

MATA INDONESIA, JAKARTA – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan alasan kenapa konsumsi kedelai impor menjadi andalan di Indonesia, dibanding produk lokal.

Syahrul berkata, konsumsi kedelai impor yang tinggi di dalam negeri, terjadi karena harganya jauh lebih murah dibandingkan kedelai lokal.

“Selama ini tempe tahu yang kita konsumsi banyak menggunakan kedelai impor, karena harganya lebih murah,” kata Syahrul, Kamis 7 Januari 2021.

Kemudian, ia juga menjelaskan, bahwa terjadi kenaikan harga kedelai secara global, yang menimbulkan kendala di pasar lokal.

“Konstraksi pada kedelai terjadi secara global. Namun, pasokan kita aman, hanya saja harga naik karena negara produsen mengalami kendala,” ujarnya.

Saat ini, Syahrul berkata Kementerian Pertanian tengah menggandeng Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) serta Asosiasi Importir Kedelai Indonesia (Akindo) untuk sama-sama melakukan gerakan stabilisasi pasokan dan harga kedelai.

Targetnya, harga kedelai menyentuh angka Rp 8.500 per kilogram di tingkat perajin, sehingga kebutuhan pasar terpenuhi.

Mentan Syahrul berkata, ia sudah menyiapkan tiga agenda untuk stabilisasi harga kedelai di Tanah Air.

Pertama, agenda SOS yakni stabilisasi harga, pasokan tidak boleh ada yang terganggu sehingga ketersediaan harus dipastikan aman. Agenda pertama ini akan berlangsung selama 100 hari.

“Harga tidak boleh terlalu turun dan tidak boleh terlalu naik, khawatirnya kontraksi ini hanya sementara,” kata dia.

Kedua, agenda temporary atau jangka pendek yakni dalam 200 hari ke depan produktivitas lokal harus dilipatgandakan.

Ketiga, agenda jangka panjang Indonesia dapat memenuhi kebutuhan kedelai secara mandiri sehingga saat negara lain mengalami kendala tidak berimbas di dalam negeri.

“Masyarakat kita rata-rata pemakan tahu tempe jadi kedelai ini tidak boleh bersoal. Kita segera lakukan langkah konkret di lapangan sebagai upaya menstabilkan harga dulu,” ujar Syahrul.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here