Kenalkan THOR Senjata Militer AS Pembasmi Drone

Baca Juga

MATAINDONESIA, JAKARTA – Drone kini tidak hanya dipakai untuk kegiatan pengambilan gambar dalam film atau kegiatan sehari-hari. Namun, sudah mulai sering dipakai di area peperangan.

Tugasnya pun bermacam, dari sekadar pengintaian sampai dipakai menjatuhkan bom. Untuk itulah USAF, US Air Force alias angkatan udaranya Amerika Serikat, membuat sebuah senjata anti drone bernama THOR.

THOR kepanjangan dari Tactical High Power Microwave Operational Responder, atau lebih jelasnya merupakan alat yang bisa memancarkan gelombang mikro berkekuatan tinggi, yang didesain untuk melindungi area tertentu dari serbuan drone.

Air Force Research Laboratory adalah badan yang mengembangkan THOR, tepatnya di Kirtland Air Force Base di Albuquerque, New Mexico. Pengembangan sistem ini terbilang cepat, hanya 18 bulan dan memakan biaya 15 juta US dolar atau sekitar Rp 211 miliar.

THOR bisa dijalankan menggunakan generator listrik dan disimpan di kontainer peti kemas, yang artinya alat ini bisa dipindah-pindah ke hampir semua tempat. Ia pun hanya membutuhkan beberapa jam untuk pemasangannya.

Bagi USAF, THOR adalah senjata mereka untuk target-target yang berjarak dekat. Sementara untuk target berjarak menengah dan jauh, mereka mempunyai Counter Electronic High Power Microwave Extended Range Air Base Air Defense (CHIMERA).

Kedua sistem ini bisa menghalau dan menjatuhkan drone dalam jumlah banyak secara sekaligus, asalkan drone tersebut berada di jangkauan THOR dan CHIMERA. Program manager THOR Amber Anderson menyebut sistem ini beroperasi seperti senter, dan apa pun yang terkena kilatan cahayanya akan jatuh dalam waktu singkat.

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini