MATA INDONESIA, JAKARTA– Ekonom Ryan Kiryanto mengatakan lonjakan inflasi Mei 2021 dibanding bulan-bulan sebelumnya pada tahun ini mengindikasikan kegiatan ekonomi semakin menggeliat seiring dengan masifnya program vaksinasi sebagai game changer.
Hal ini juga terkonfirmasi di negara-negara lain khususnya negara-negara maju menunjukkan realisasi dan ekspektasi inflasi yang meningkat sejalan dengan perekonomian yang bertumbuh dan menjauhi zona kontraksi.
Dari situasi tersebut dapat dikatakan kegiatan perekonomian pada kuartal II-2021 semakin meningkat dibandingkan kuartal I-2021
“Diyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2021 akan jauh lebih baik berkisar 6-7 persen (yoy) dibandingkan kuartal I-2021 yang kontraksi 0,74 persen,” katanya.
Ia mengatakan, perkembangan inflasi dalam dua bulan terakhir itu mengkonfirmasi sinyal pemulihan ekonomi, meskipun ada pembatasan mobilitas orang seperti larangan PPKM dan larangan mudik Idulfitri.
Namun dengan program vaksinasi yang terus bergulir dengan jumlah orang yang divaksin semakin banyak untuk berbagai jenis vaksin yang disetujui oleh pemerintah, telah meningkatkan kepercayaan diri warga masyarakat untuk beraktivitas sosial dan ekonomi di luar rumah.
Posisi inflasi yang berada pada 0,32 persen pada Mei 2021 dinilai sebagai dampak pemulihan ekonomi nasional. Pada empat bulan pertama inflasi terus mengalami penurunan pada kuartal I-2021, mulai membaik sejak April di angka 0,13 persen lalu pulih lagi pada Mei sebesar 0,32 persen.
“Kalau kita lihat dari kondisi ekonomi riil pemulihan ekonomi sudah mulai berjalan. Mungkin anda kalau ke luar rumah bisa melihat jalanan mulai macet, pusat perbelanjaan dan kantor mulai terisi,” ujar ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) Teuku Riefky.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Mei 2021 ini sebesar 0,32 persen. Komponen bahan makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang inflasi terbesar pada Mei 2021.
Tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Mei) 2021 sebesar 0,90 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Mei 2021 terhadap Mei 2020) sebesar 1,68 persen.
Pada saat yang sama Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia tercatat dia angka 55,3 pada Mei 2021 yang menunjukkan terjadinya ekspansi selama tujuh bulan berturut-turut.
“Walaupun kemarin kita melakukan pembatasan mudik kita lihat bahwa spending terbesar masyarakat Indonesia pada Lebaran dan Ramadan,” katanya.
Ia menuturkan pemerintah harus menjaga proses pemulihan ekonom nasional agar inflasi tetap terjaga. Dalam hal ini pemerintah harus menjaga agar proses pemulihan ekonomi tidak menganggu masalah kesehatan.