Kematian sang Putra, Alasan Biden Tarik Seluruh Pasukan AS di Afghanistan

Baca Juga

MATA INDONESIA, WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat, Joe Biden mengungkapkan bahwa alasannya menarik seluruh pasukan AS dari berbagai perang tak lain karena masalah personal, yakni kematian sang putra sulung, Joseph Robinette Biden III.

Sang putra yang akrab disapa Beau memperoleh penghargaan Bintang Perunggu saat bertugas di Irak periode 2008-2009. Namun, pria Beau yang semasa hidupnya berprofesi sebagai politisi dan pengacara itu menginggal dunia tahun 2015 akibat tumor otak dan kematiannya ini masih menghantui Biden.

“Saya mengalami kesulitan akhir-akhir ini ketika muncul di pemakaman tanpa memikirkan putra saya, Beau, yang dengan bangga bersikeras mengenakan seragam itu dan pergi bersama unitnya ke Irak dan menyerahkan posisinya sebagai jaksa agung di negara bagian Delaware karena dia berpikir itu adalah hal yang benar untuk dilakukan,” ungkap Biden kepada wartawan di Pemakaman Nasional Arlington di luar Washington.

“Lihat semuanya,” kata Biden, menunjuk ke deretan batu nisan putih yang membentang di belakangnya. “Saya adalah presiden pertama dalam 40 tahun yang tahu apa artinya memiliki anak yang bertugas di zona perang,” sambung Biden yang berbicara dari Ruang Perjanjian di Gedung Putih, tempat mantan Presiden George W. Bush menyatakan permulaan perang tahun 2011, melansir Reuters, Kamis, 15 April 2001.

Pengalaman militer Beau Biden adalah salah satu alasan, mengapa mantan Senator Delaware itu memutuskan untuk menarik semua tentara AS yang berjumlah 2,500 pasukan di Afghanistan pada 11 September. Hal ini ia sampaikan dalam pidato yang disiarkan televisi sebelum kunjungan pemakaman.

“Sepanjang proses ini, (penghargaan) Bintang Utara telah mengingat bagaimana rasanya ketika almarhum putra saya Beau dikerahkan ke Irak,” kata Biden sambil menambahkan bagaiman pengaruhnya terhadap Beau dan keluarganya.

Biden mengatakan bahwa sejak ia menjadi wakil presiden tahun 2009, dia telah membawa kartu jumlah pasti pasukan dan personel AS yang tewas dan terluka di Irak dan Afghanistan. Di mana sebanyak 2.488 pasukan AS tewas di Afghanistan dan sebanyak 20.722 pasukan AS luka-luka.

“Setiap orang yang tewas adalah manusia suci yang meninggalkan seluruh keluarga,” katanya.

Perang di Afghanistan dimulai sebagai pencarian pemimpin al Qaeda, Osama bin Laden yang disinyalir mendalangi serangan 11 September 2001 atau serangan 9/11 yang menghancurkan menara World Trade Center di New York City. Tak lama berselang, Bush pun menyatakan perang.

Biden menambahkan, penarikan penuh pasukan AS di Afghanistan pada 11 September masuk akal, mengingat misi awal –mendapatkan Osama bin Laden, telah tercapai. Selain itu, Afghanistan tidak lagi menjadi tempat berlindung yang aman bagi kelompok militan. Sebagai catatan, Osama bin Laden tewas di Pakistan oleh pasukan Amerika tahun 2011.

“Kami sudah memiliki anggota militer yang melakukan tugas mereka di Afghanistan hari ini yang orang tuanya bertugas dalam perang yang sama. Kami memiliki anggota militer yang belum lahir ketika bangsa kami diserang pada 9/11,” kata Biden dalam pidatonya, seraya menambahkan bahwa perang tidak pernah dimaksudkan sebagai urusan multi-generasi.

“Tidak, tidak. Bagi saya, itu sangat jelas. Sangat jelas. … Sejak awal, Anda mungkin ingat, saya tidak pernah berpikir kita ada di sana untuk menyatukan … Afghanistan. Itu tidak pernah dilakukan. Itu tidak pernah dilakukan,” kata Biden ketika ditanya apakah sulit menarik seluruh pasukan AS di Afghanistan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini