Keluaga WNI yang Tewas Ditembak di Texas Minta Bantuan Jokowi dan Ganjar Pulangkan Jenazah

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Orang tua WNI yang tewas ditembak di Texas, Amerika Serikat, meminta bantuan presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo untuk memulangkan jenazah putrinya ke tanah air.

Novita Kurnia Putri adalah WNI yang menjadi korban salah sasaran di San Antonio, Texas. Dia tewas diberondong peluru di rumahnya. Menurut keterangan polisi, pelaku ada lima orang yang mnasih remaja.

Dua pelaku yang menembak rumah Novita disebut salah sasaran, karena sasaran yang dituju seharusnya tetangga Novita. Pelaku diancam hukuman seumur hidup atau mati.

Novita meninggal pada 4 Oktober lalu. Sepekan berlalu, orang tua belum juga menerima jenazah putrinya yang berdomisili di Semarang.

“Belum jelas kapan akan dipulangkan. Katanya di sana masih mengurus sertifikat kematian,” ujar ayah Novita, Ade Sutisna.

“Minta tolong dari pihak pemerintah secepatnya, sama Pak Jokowi sama Pak Ganjar saya minta tolong secepatnya. Dari awal kejadian pada hari Selasa, kami minta dipulangkan tidak usah dimakamkan di sana,” katanya.

Sebelumnya, Konsulat Jenderal RI (KJRI) di Houston, Amerika Serikat, akan membantu pemulangan Novita Kurnia Putri ke Tanah Air.

“Saat ini KJRI Houston sedang berusaha membantu untuk bisa memulangkan jenazah NKP ke Indonesia sesuai permintaan pihak keluarga di Indonesia. Untuk mempercepat proses pemulangan jenazah tersebut, Konjen RI Houston juga sudah bertemu dengan Secretary of State di Austin, Texas, untuk mempercepat proses administrasi pemulangan jenazah NKP,” ujar Koordinator Fungsi Pensosbud KJRI Houston, Mohamad Kamal.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini