Kacau, Bos Perusahaan Ini Sebut Stafnya “Lumba-lumba Bodoh”

Baca Juga

MATA INDONESIA, WASHINGTON –  Nama Vishal Garg tengah menjadi perbincangan. Pasalnya, bos sebuah perusahaan di Amerika Serikat (AS) itu memecat sekitar 900 stafnya dalam sebuah panggilan Zoom!

“Jika Anda menerima panggilan ini, Anda adalah bagian dari kelompok sial yang diberhentikan,” kata Vishal Garg, kepala eksekutif perusahaan hipotek Better.com, dalam panggilan Zoom, yang kemudian diunggah ke media sosial.

Berbagai komentar miring pun menghampiri Vishal Garg, seperti dingin, keras, dan mengerikan, terutama menjelang Natal. Nyaris tidak ada satu pun pengguna media sosial yang memberikan dukungan untuknya.

“Terakhir kali saya melakukan (ini) saya menangis. Saya berharap beritanya berbeda. Saya berharap kita berkembang,” sambungnya, melansir Yahoo News, Selasa, 7 Desember 2021.

Garg mengungkapkan bahwa alasan di balik pemecatan masal tersebut karena kinerja, produktivitas staf, dan perubahan pasar. Namun, ia tidak menyebutkan pemasukan yang diterima Better.com dari investor pada pekan lalu senilai 750 juta USD atau 11 triliun Rupiah!

Usai pemecatan, berita miring lain berembus. Majalah Fortune mengonfirmasi bahwa Garg adalah penulis postingan di sebuah blog anonim yang menuduh staf yang dipecat di perusahaannya mencuri dari kolega dan pelanggan mereka dengan tidak produktif dan hanya bekerja dua jam sehari.

Gaya manajemen Garg juga menuai kritik sebelumnya, setelah email yang ia kirimkan kepada para staf bocor dan sampai ke tangan Forbes tahun lalu. Dalam emailnya, Garg menulis:

“Kalian TERLALU LAMBAT. Kalian adalah sekumpulan lumba-lumba bodoh… JADI HENTIKAN. HENTIKAN. HENTIKAN SEKARANG. KAMU mempermalukanku.”

Gemma Dale, dosen hukum ketenagakerjaan dan studi bisnis di Liverpool John Moores University di Inggris mengatakan bahwa ia tidak pantas memimpin sebuah organisasi. Menurut Dale, Garg adalah sosok yang tidak memiliki empati dan sopan santun.

“Hanya karena Anda bisa melakukan ini di Amerika, bukan berarti Anda harus melakukannya. Ada cara untuk melakukan hal-hal yang bahkan dalam kondisi sulit adalah empati dan sopan santun,” tambahnya.

“Itu dapat membahayakan perusahaan serta stafnya karena pegawai yang ada akan melihat bagaimana perusahaan memperlakukan orang sebagai sinyal bagaimana perusahaan akan memperlakukan mereka di masa depan,” sambungnya.

“Ada saluran yang tepat untuk menangani staf yang tidak memenuhi standar atau jumlah pekerjaan yang dipersyaratkan dan sementara pemberi kerja memiliki hak untuk mengambil tindakan yang sesuai, ada cara yang tepat untuk melakukan hal ini baik secara moral maupun hukum,” tuntasnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Bersinergi Menjaga Netralitas Pemilu Demi Pilkada yang Berkualitas

Jakarta - Netralitas aparatur sipil negara (ASN) menjadi perhatian utama dalam menjaga kualitas Pilkada Serentak 2024. Badan Pengawas Pemilu...
- Advertisement -

Baca berita yang ini