MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Dua jurnal terkemuka di Inggris untuk masalah kesehatan dan profesional medis meminta pemerintah untuk membatalkan rencana pelonggaran pembatasan COVID-19 pada Natal nanti. Kedua jurnal tersebut menilai, pelonggaran pembatasan hanya akan membebani layanan kesehatan.
Dalam editorial bersama, British Medical Journal dan Health Service Journal mengatakan pemerintah Inggris harus memperketat aturan terkait pembatasan daripada membiarkan infeksi virus corona kembali melonjak.
“Kami yakin pemerintah akan melakukan kesalahan besar lainnya yang akan menelan banyak korban jiwa (jika pelonggaran pembatasan tetap dilakukan),” demikian pernyataan editorial tersebut, melansir Reuters.
Mereka berpendapat bahwa Inggris perlu mencontoh Jerman, Italia, dan Belanda yang kembali memperketat pembatasan. Ini lebih baik ketimbang memberikan kelonggaran pembatasan yang hanya menimbulkan banyak korban .
Kedua jurnal tersebut juga mengatakan, bila pemerintah masih bersikeras dengan kebijakannya, maka Layanan Kesehatan Nasional (NHS) yang dikelola negara akan menghadapi masalah yang serius usai Natal. Selain itu, mereka menilai pemerintah Inggris lambat dalam memberlakukan pembatasan di musim semi dan musim gugur.
Pemerintah Inggris mengungkapkan bahwa mereka sedang meninjau rencana pelonggaran pembatasan tersebut. Akan tetapi, pemerintah belum memberikan indikasi akan mengubah kebijakan mereka.
“Apa yang kami minta agar orang-orang melakukan pertemuan seminimal mungkin, ada ruang bagi tiga rumah tangga untuk berkumpul selama periode itu. Ini adalah waktu yang sulit jadi kami tidak ingin mengkriminalisasi keluarga yang berkumpul pada hari Natal,” kata Steve Barclay, Kepala Sekretaris Departemen Keuangan.
Negeri Ratu Elizabeth telah mencatat 64.402 kematian akibat infeksi COVID. Inggris menjadi negara dengan tingkat kematian tertinggi kedua di Eropa. Sementara posisi pertama masih ditempati Italia, berdasarkan laporan Worldometer.
