Joshua, Bocah Ajaib Penyandang Autisme yang Bisa Kuliah di Oxford

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda. Tak mengenal usia, baik tua maupun muda masalah pengetahuan dan kemampuan otak tidak pernah terukur. Bahkan ada anak kecil yang kemampuannya melebihi orang dewasa.

Nah, ada anak penyandang autisme berusia 6 tahun bernama Joshua Beckford yang tercatat dan berhasil masuk kuliah di Universitas Oxford. Joshua diketahui menjadi bocah tercerdas di dunia.

”Di balik kekurangan, tersimpan kelebihan,” kata-kata itulah yang tampaknya pantas disematkan kepada Joshua Beckford. Lalu, bagaimana kisah Joshua hingga bisa masuk Oxford?

Sejak kecil Joshua Beckford telah menjadi bocah yang sangat spesial. Pada usia dua tahun, dia dengan cepat bisa membaca dengan lancar menggunakan phonics. Dia juga sudah bisa berbicara bahasa Jepang setahun kemudian. Pada usia enam tahun, dia menjadi orang termuda di dunia yang masuk Filsafat dan Sejarah di Universitas Oxford.

Ayah Joshua, Knox Daniel, menemukan kemampuan belajar anaknya yang unik saat usia anaknya masih 10 bulan. Kala itu, Joshua tengah duduk di pangkuannya dan memainkan sebuah computer.

”Saya mulai memberi tahu Joshua huruf-huruf di keyboard itu dan saya menyadari bahwa dia mengingat dan dapat mengerti. Jadi, jika saya mengatakan kepadanya untuk menunjukkan sebuah huruf, dia bisa melakukannya. Kemudian kami beralih ke warna,” ujar Daniel, seperti dilansir dari London Live.

Saat Joshua memasuki usia 6 tahun, ayahnya mengetahui ada program di Oxford University yang khusus ditujukan untuk anak-anak berusia antara delapan dan tiga belas tahun. Akhirnya Daniel mendaftarkan anaknya ke Oxford dan berharap mendapat izin masuk meski anaknya lebih muda dari usia yang telah ditentukan untuk program tersebut.

Beruntung, dia diberi kesempatan untuk mendaftar, sekaligus menjadi siswa termuda yang pernah diterima. Di Oxford, Joshua mempelajari filsafat dan sejarah dan lulus dengan sangat baik. Ia menjadi sarjana muda saat berusia 13 tahun. Joshua juga unggul dalam bidang sains, matematika, sejarah dan bahasa asing, termasuk Jepang, China, Prancis serta Jerman.

Dari berbagai bidang yang ia minati dan kuasai, Joshua punya keinginan untuk menjadi astronaut. Selama masa studinya, ia juga memiliki minat yang kuat terhadap negara Mesir. Hal itu ia tuangkan dengan menulis buku anak-anak tentang Mesir. Bukan hanya itu, Joshua juga menjadi ikon kampanye Black and Minority (BME) yang ada di bawah naungan National Autistic Society.

Berita Terbaru

Usai Pilkada Berjalan Demokratis, Masyarakat Harus Jaga Persatuan

JAKARTA - Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2024 telah dilaksanakan, pelaksanaan demokrasi tersebut berjalan dengan aman, lancar, dan demokratis sesuai...
- Advertisement -

Baca berita yang ini