Jakarta – Presiden Joko Widodo secara resmi membuka Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 yang diselenggarakan di Bali, dengan membawa semangat baru untuk mempererat hubungan antara Indonesia dan negara-negara Afrika.
Dalam pidatonya, Presiden Jokowi menegaskan bahwa Indonesia siap menjadi mitra yang andal bagi Afrika dalam berbagai agenda pembangunan.
“Indonesia siap bermitra dengan siapa pun di kawasan Afrika untuk mengangkat agenda pembangunan ke tingkatan yang lebih tinggi,” ujar Jokowi pada sesi pembukaan, Senin (2/9).
Presiden Jokowi juga menyampaikan pencapaian penting dari forum ini, yaitu peningkatan nilai kesepakatan bisnis antara Indonesia dan negara-negara Afrika.
“Dalam IAF kali ini, kita telah mencatat kesepakatan bisnis yang nilainya mencapai 3,5 miliar US Dollar. Jumlah tersebut jauh meningkat 6 kali lipat dibanding IAF pertama yang diselenggarakan pada tahun 2018,” ungkapnya.
Prestasi ini, menurut Jokowi, sejalan dengan komitmen Indonesia untuk memperkuat kerjasama Utara-Selatan sebagai wujud solidaritas global.
IAF ke-2 mengusung tema “Bandung Spirit for Africa’s Agenda 2063,” yang kembali mengingatkan pada kedekatan historis antara Indonesia dan Afrika sejak Konferensi Asia-Afrika tahun 1955.
Forum ini menyoroti empat sektor prioritas, yaitu ketahanan pangan, energi, kesehatan, dan mineral, yang diharapkan dapat menjadi motor penggerak bagi kemajuan bersama.
Wakil Menteri Luar Negeri, Pahala Mansury, menambahkan bahwa IAF ke-2 memberikan peluang besar bagi Indonesia dan negara-negara Afrika untuk memperdalam kerjasama di sektor-sektor tersebut.
“Negara-negara Afrika memiliki potensi besar untuk mendiversifikasi pasar ekspor dan investasi Indonesia,” kata Pahala.
Selain kesepakatan bisnis, forum ini juga diharapkan menghasilkan beberapa nota kesepahaman (MoU) kerjasama yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang saling menguntungkan.
“IAF ke-2 diharapkan menghasilkan MoU dengan total nilai mencapai US$ 3,5 miliar, yang tentunya akan memperkuat fondasi kerjasama ekonomi antara Indonesia dan Afrika,” tambah Pahala.
Di samping itu, High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF-MSP) 2024 yang digelar bersamaan dengan IAF ke-2 turut menegaskan posisi Indonesia sebagai pemimpin dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2030.
Direktur Politik Luar Negeri dan Kerja Sama Pembangunan Internasional Kementerian PPN/Bappenas, Hendra Wahanu Prabandani, menyebut forum ini sebagai bukti nyata kepemimpinan Indonesia dalam menggalang kemitraan multi-pihak.
“Forum ini menjadi katalisator untuk solusi inovatif dalam menghadapi tantangan global, serta memperkuat peran Indonesia sebagai pemimpin dalam upaya mencapai SDGs,” jelas Hendra.
Dengan tema “Strengthening Multi-Stakeholder Partnerships: Towards a Transformative Change,” HLF-MSP 2024 diharapkan mampu melanjutkan estafet keberhasilan Indonesia dalam memimpin forum dunia dan menjadi manifestasi dari komitmen Indonesia terhadap pembangunan berkelanjutan dan inklusif.
“Kita ingin menyampaikan pentingnya kolaborasi antarpemangku kepentingan untuk memastikan kerja sama yang inklusif dan menemukan solusi inovatif untuk masalah global yang semakin kompleks,” tutup Hendra.
Kedua forum ini, IAF ke-2 dan HLF-MSP 2024, tidak hanya memperkuat hubungan diplomatik antara Indonesia dan negara-negara Afrika, tetapi juga menegaskan komitmen Indonesia dalam memperjuangkan keadilan dan inklusivitas dalam kerja sama internasional.
Melalui kesuksesan ini, Indonesia semakin memperkokoh posisinya sebagai pemimpin global yang aktif dalam memajukan kerja sama Selatan-Selatan dan menghadirkan solusi bagi tantangan global yang kompleks.