Jelang Pertemuan di Jenewa, AS – Rusia Saling Tuduh

Baca Juga

MATA INDONESIA, MOSKOWPresiden Rusia, Vladimir Putin mengatakan bahwa serangan ransomware profil tinggi di Amerika Serikat (AS) adalah hal yang tidak masuk akal. Dikatakannya, ini hanyalah upaya untuk menimbulkan masalah menjelang pertemuan puncak dengan Presiden AS, Joe Biden.

Peretasan fasilitas JBS pengepakan daging Brasil yang berada di AS pekan ini adalah peretasan ransomware ketiga sejak Biden menjabat pada Januari. JBS melaporkan kepada Gedung Putih bahwa itu berasal dari organisasi kriminal yang kemungkinan berbasis di Rusia.

Gedung Putih mengatakan, Presiden Biden yang rencananya bertemu Presiden Putin di Jenewa pada 16 Juni, akan membahas masalah serangan peretasan untuk melihat apa yang dapat dilakukan Moskow demi mencegah serangan dunia maya semacam itu.

Presiden Putin, berbicara di sela-sela Forum Ekonomi St Petersburg, mengatakan kepada saluran TV pemerintah Rusia One bahwa gagasan mengenai keterlibatan negara Rusia tidak masuk akal.

“Itu hanya omong kosong. Tidak masuk akal untuk menuduh Rusia melakukan hal ini,” tegas Presiden Putin, melansir Reuters, Sabtu, 5 Juni 2021.

“Syukurlah ada orang-orang dengan akal sehat yang menanyakan (diri mereka sendiri) pertanyaan ini dan mengajukan pertanyaan itu kepada mereka yang mencoba memprovokasi konflik baru sebelum pertemuan kami dengan Biden,” sambungnya.

Memuji Biden sebagai politisi berpengalaman, Putin mengatakan dia mengharapkan KTT Jenewa diadakan dalam suasana yang positif, tetapi tidak mengantisipasi terobosan apa pun.

Pertemuan itu akan lebih tentang mencoba memetakan jalan untuk memulihkan hubungan AS-Rusia yang rusak akibat berbagai hal, mulai dari pemenjaraan Rusia terhadap kritikus Kremlin Alexei Navalny, menghentikan serangan dunia maya pada jaringan AS yang berasal dari Rusia, berhenti mengancam kedaulatan Ukraina, hingga Suriah.

Pada Jumat (4/6), Presiden Putin mengatakan pada forum ekonomi yang sama bahwa AS secara terbuka berusaha menahan perkembangan Rusia dan menuduh Washington menggunakan dolar sebagai alat persaingan ekonomi dan politik.

“Kami tidak memiliki perselisihan dengan Amerika Serikat. Mereka hanya memiliki satu titik ketidaksepakatan – mereka ingin menahan perkembangan kami, mereka membicarakan hal ini secara terbuka,” kata Putin pada forum tersebut.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini