Jelang Nataru, Pedagang Teras Malioboro I Disarankan Berinovasi Lebih, Ini Sebabnya

Baca Juga

Mata Indonesia, Yogyakarta – Menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru), pedagang di Teras Malioboro (TM) 1 yang terletak di seberang Pasar Beringharjo diminta untuk terus berinovasi. Pusat jajanan dan oleh-oleh yang telah beroperasi sejak diresmikan pada 26 Januari 2022 ini terus mengalami peningkatan jumlah pengunjung cukup tinggi.

Berdasarkan data UPT TM 1, jumlah pengunjung dari awal tahun hingga Oktober 2023 mencapai 2.259.404 individu. Menariknya, terjadi pergeseran dalam demografi pengunjung, dengan kehadiran yang signifikan dari remaja dan dewasa muda daripada kelompok usia yang lebih tua seperti biasanya.

Sebanyak 1.800 pedagang di TM 1 diminta untuk menghindari penjualan yang monoton. Mereka didorong untuk berinovasi dalam produk mereka agar tetap relevan dengan preferensi konsumen yang berubah, terutama karena basis pelanggan saat ini terutama terdiri dari kaum muda.

“Teras Malioboro 1 adalah pusat ekonomi kreatif. Meskipun produk sudah ada, monoton tidak dianjurkan. Kreativitas kunci untuk beradaptasi dengan perkembangan masa depan. Dengan banyaknya pengunjung muda, penawaran kuliner dan produk harus diinovasi dan dibuat lebih menarik,” papar Srie Nurkyatsiwi, Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY, Rabu 22 November 2023.

Siwi sapaan akrbanya, menekankan bahwa inovasi juga mencakup tata kelola. Saat ini, belum semua penjualan pedagang tercatat secara administratif, dan ada kerjasama yang terbatas dengan lembaga keuangan dalam bisnis mereka. Pemanfaatan teknologi untuk penjualan juga belum optimal, meskipun Departemen Koperasi menawarkan program seperti pengiriman gratis untuk produk mereka.

“Pemasaran kita didukung oleh pengiriman gratis, oleh karena itu kita mendorong penggunaan teknologi dalam penjualan,” ujarnya.

Siwi menambahkan bahwa Pemda mengadakan Pekan Budaya Teras Malioboro 1 untuk meningkatkan status pedagang. Lebih dari kualitas produk, kerja sama yang saling menguntungkan penting untuk meningkatkan reputasi pedagang kaki lima.

Untuk mencapai hal ini, Siwi menegaskan pentingnya kreativitas, inovasi, konsistensi, dan kesabaran untuk pertumbuhan. Strategi ini bertujuan untuk menarik jumlah pengunjung yang signifikan di luar akhir pekan, mendukung reputasi Sumbu Filosofi.

“Teras Malioboro adalah pusat ekonomi kreatif. Kami juga mendorong penyewa untuk terus beradaptasi dengan tren yang ada,” katanya.

Sementara itu, Hellen Phornica, Kepala UPT Balai Layanan Bisnis UMKM DIY, melihat Pekan Budaya Teras Malioboro 1 sebagai dukungan budaya atas pengakuan Sumbu Filosofi sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO, dan sebagai peringatan Hari Pahlawan.

“Acara ini juga diharapkan dapat menjadi alternatif bagi tim penelitian untuk mempelajari pola lalu lintas di luar akhir pekan, dengan tujuan menciptakan stabilitas jumlah pengunjung yang baik setiap pekannya,” tambahnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Jogja dan Sleman Waspada Lonjakan Sampah saat Libur Panjang, Malioboro dan Pusat Kuliner Jadi Perhatian

Mata Indonesia, Yogyakarta - Libur akhir bulan Januari yang bertepatan dengan Isra Miraj dan Imlek mengundang banyak wisatawan datang ke DI Yogyakarta. Hal itu segaris dengan produksi sampah yang meningkat.
- Advertisement -

Baca berita yang ini