Jawaban KPK saat Dituduh Mandek Berantas Korupsi di Masa Pandemi

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – KPK menjawab tudingan bahwa lembaga anti rasuah ini mandek dalam pemberantasan korupsi di masa-masa pandemi Covid-19 ini.

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata menegaskan, pihaknya masih tetap semangat dalam memerangi korupsi di Indonesia. Sejumlah upaya pun masih berjalan hingga saat ini.

“Ada yang katakan upaya pemberantasan korupsi itu seolah-olah mandek karena dilihat dari upaya penindakan atau minimnya OTT. Saya kira kita ketahui, upaya penyadapan masih kami lakukan, ada ratusan nomor yang sudah kami lakukan,” kata Alex di Jakarta, Jumat 2 Oktober 2020.

Ia mengakui, sejak mewabahnya virus corona, penindakan jadi sedikit terhambat. Apalagi, kekuatan armada di KPK yang bekerja di kantor juga berkurang.

“Tapi kekuatan SDM, KPK sejak mewabahnya penyakit COVID praktis sekarang saja yang masuk 25 persen,” ucap Alex.

Dengan pembagian jadwal pegawai yang berkantor dan bekerja dari rumah berpengaruh atas kinerja penyadapan per harinya. Menurut dia, volume penyadapan tak bisa sebanyak saat situasi normal.

Alex menambahkan, upaya penindakan di KPK sedikit terhambat semenjak mewabahnya Covid-19. Situasi pandemi, lanjutnya, membuat kekuatan pegawai KPK yang bekerja di kantor berkurang.

“Tapi kekuatan SDM (sumber daya manusia) KPK sejak mewabahnya penyakit COVID praktis sekarang saja yang masuk 25 persen,” ucap Alex.

Dengan pembagian jadwal pegawai yang berkantor dan bekerja dari rumah berpengaruh atas kinerja penyadapan per harinya. Menurut dia, volume penyadapan tak bisa sebanyak saat situasi normal.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini