Jadi Relawan Vaksin Semprot Hidung, Putin Tidak Merasakan Efek Samping

Baca Juga

MATA INDONESIA, MOSKOW – Rusia melakukan uji coba vaksin Covid-19 yang digunakan dengan cara disemprot ke hidung. Para ahli di negara tersebut mengatakan metode vaksinasi ini cocok untuk anak-anak usia 8-12 tahun.

Presiden Rusia, Vladimir Putin pun menjadi relawan dari vaksin hidung eksperimental – yang dikembangkan oleh para peneliti vaksin Sputnik V dari Institut Gamaleya, tiga hari pasca ia menerima suntikan booster vaksin Sputnik V.

Seperti beberapa negara di Eropa, Rusia tengah menghadapi lonjakan kasus infeksi Covid-19 dan angka kematian yang terus bertambah sejak pandemi Covid-19 di mulai. Rusia juga sedang berjuang mengatasi keragu-raguan vaksin yang beredar.

Putin mengatakan bahwa ia menerima booster Sputnik Light, versi satu dosis dari jab, dan menyatakan ingin mengambil bagian dalam pengujian versi hidung dari vaksin Sputnik V.

Denis Logunov, Wakil Direktur Gamaleya Center yang didanai Rusia mengatakan kepada Putin bahwa vaksin hidung belum melalui studi klinis dan saat ini sedang diuji sebagian besar di luar label – pada anggota staf pusat.

Sesuai dengan protokol ilmiah yang ditetapkan, vaksin perlu melalui beberapa fase uji coba, termasuk yang melibatkan ribuan orang, untuk memastikan bahwa vaksin itu aman dan efektif untuk digunakan.

Pada Oktober, Kementerian Kesehatan Rusia memberikan izin peraturan untuk uji coba awal bentuk hidung Sputnik V di antara 500 sukarelawan tetapi tidak segera jelas apakah itu sudah dimulai.

Saat pertemuan perempuan, Putin mengatakan bahwa tepat enam bulan setelah vaksinasi titer pelindungnya (antibodi) mengalami penurunan, dan spesialis merekomendasikan prosedur vaksinasi ulang yang ia lakukan.

“Saya tidak mengalami efek yang tidak menyenangkan setelah mendapatkan vaksinasi hidung,” kata Vladimir Putin, melansir The West, Kamis, 25 November 2021.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini