MATA INDONESIA, TEL AVIV – Mantan komandan tinggi militer Israel mengatakan bahwa pasukan rezim tidak siap untuk perang multi-front. Ia bahkan menyatakan, Israel akan gagal jika konfrontasi seperti itu pecah dan menekankan rezim Tel Aviv berada di ambang kehancuran.
Mayor Jenderal Yitzhak Brick mengungkapkan kelemahan tentara Israel dan fakta bahwa rezim sedang menurun bukanlah ledakan kemarahan, tetapi cukup benar karena ada fakta tak terbantahkan yang tidak dapat diabaikan.
Menurut Kantor Berita Iran, Brick mencatat bahwa perang Israel berikutnya sebenarnya akan menjadi perang di front domestik, menggarisbawahi bahwa rezim tidak pernah mengalami masalah seperti itu di masa lalu.
“Perang baru akan membawa kita kembali ke beberapa tahun yang lalu. Kesulitan yang kami alami selama perang sebelumnya tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan dampak konfrontasi di masa depan,” kata Brick, melansir Islam Times.
Brick mengatakan ribuan rudal dan roket akan dilepaskan setiap hari ke wilayah pendudukan Israel selama perang baru dan sejumlah besar kendaraan udara tak berawak akan diterbangkan di atas tanah, menghancurkan segalanya.
“Mengingat situasi saat ini, tidak ada jalan untuk mundur dalam perang berikutnya dan kita harus melakukan semua yang kita bisa untuk menyelamatkan diri kita sendiri. Perang berikutnya akan menyebabkan bencana yang memberatkan, dan sebagian besar akan menghancurkan infrastruktur Israel,” tutur Brick.
“Mengapa kita tidak membentuk komite penelitian sebelum perang seperti itu untuk memperbaiki situasi dan mencegah bencana yang tidak mungkin untuk dihindari?” sambungnya.
Menurutnya, tidak mungkin untuk membangun kekuatan militer yang kuat sementara berbagai unsur tentara Israel hancur. Ia menekankan bahwa pihak berwenang Israel harus mendapatkan pemahaman yang tepat di tingkat keamanan dan politik untuk mengatasi masalah ini.
“Sudah saatnya untuk berbicara tentang perang, di mana front internal dan fasilitas vital Israel akan diserang oleh ribuan peluru kendali presisi yang datang dari Lebanon, Suriah, dan Jalur Gaza,” katanya.
Sebuah laporan baru mengungkapkan bahwa gerakan perlawanan Hizbullah Lebanon memiliki lebih dari 100 ribu roket, menekankan bahwa proyektil dapat menargetkan di mana saja di seluruh wilayah Israel dan bahwa rezim Tel Aviv memiliki jalan panjang sebelum situasi berubah.