Ismed Sofyan Ulang Tahun ke-41, Belum Niat Pensiun

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – 28 Agustus 2020 bertepatan dengan ulang tahun ke-41 tahun bek senior Persija, Ismed Sofyan. Meski demikian, Ismed belum berniat pensiun.

Di usia 41 tahun, Ismed bersyukur karena masih bisa menjalani aktivitas sebagai pesepakbola profesional. Biasanya, di usia 41 tahun pesepakbola sudah gantung sepatu alias pensiun.

“Alhamdulilah saya bersyukur dikasih Allah usia saat ini masih bisa menjalani karier sebagai pemain bola. Masih diberikan kesehatan,” ujar Ismed, dikutip dari laman resmi klub, Jumat 28 Agustus 2020.

Ismed menjadi bagian penting perjalanan Persija. Pemain asal Cut Tualang, Aceh Tamiang, ini menjadi pemain paling lama membela Macan Kemayoran.

Total sudah 18 musim Ismed berseragam Persija. Dia menjalani debut bersama Persija pada 13 Januari 2002 saat melawan PSPS Pekanbaru di Stadion Lebak Bulus. Kala itu Ismed tampil sebagai pemain pengganti.

Meski sudah 41 tahun, Ismed masih menjadi bagian penting Persija dalam kompetisi. Bahkan dalam dua tahun terakhir perannya tidak tergantikan. Dia juga berhasil memberikan gelar juara Liga bersama Persija pada 2018 dan Piala Presiden di tahun yang sama.

Hingga kini Isemd belum berniat gantung sepatu. Bahkan ia mengingat salah satu pesan dari sahabatnya, Bambang Pamungkas untuk bisa bermain hingga usia 50 tahun.

“Sampai sekarang artinya saya masih senang, masih punya semangat untuk bermain bola, masih fokus saja dulu. Tapi kalau ditargetkan sampai umur berapa saya bermain, saya pun tidak tahu,” ungkapnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini